03 |✨ Dikerjain ✨

56 10 3
                                        

"Karena dengan menghindar membuatku jauh lebih aman."

🟡🟡🟡

"Dari mana aja, Bro?" tanya cowok yang sedang menyeruput jus jeruk di depannya.

Orang yang ditanya hanya acuh lantas menarik kursi di depannya dan mendudukkan bokongnya di sana.

"Lo kayak ndak tau aja, ndak liat apa tadi tuh angek bana," tukas cowok berambut kribo dengan logat minangnya. Bino Erlangga nama cowok itu. Cowok berdarah minang itupun kembali menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

"Cuaca emang panas tadi, nggak liat apa gue keringatan main basketnya?"

Bino menepuk jidat cowok di sampingnya. "Keknya lo lebih goblok dari gue."

"Goblokkan lo lah!" batahnya.

Cowok bernama lengkap Ghali Dheangga itu tak terima jika dirinya dianggap lebih goblok dari Bino. Padahal, mereka berdua sama aja.

Sementara itu, Juan memesan makanannya. Tidak peduli dengan perdebatan dua sohibnya itu. Hal itu sudah biasa bagi seorang Juan.

Suasana kantin kini tidak terlalu ramai, mungkin karena bel masuk sudah berbunyi. Tapi, mereka bertiga dengan santainya duduk di kantin lantaran sudah mendapat izin karena mereka baru selesai tanding.

Bino berdecak kesal. "Doinya Juan digangguin lagi, itu aja ndak paham."

"Firen? Kenapa lagi, Wan?"

'Wan' adalah panggilan yang diberikan orang-orang terdekatnya kepada Juan.

"Biasa." Juan menjawab santai, meskipun dalam hatinya tak terima jika kekasihnya diperlakukan seperti tadi.

"Sekali-kali lo bertidaklah, Wan." Ghali memberi saran. Kini, jus jeruk yang dari tadi ia seruput tinggal sedikit.

"Belum saatnya," jawab Juan singkat.

"Wah-wah." Bino bertepuk tangan. "Ndak sabar gue liat Babang Juan marah."

"Najis lo manggil gituan," tukas Juan tak terima.

"Eh-eh, Babang Juan nggak boleh ngomong kasar," ucap Bino lagi masih dengan logat minangnya.

"Sekali lagi lo bilang gitu gue masukin kepala lo ke ring basket," ancam Juan yang berhasil membuat nyali Bino menciut.

Ghali, cowok itu tertawa terbahak. Puas melihat sohibnya itu tersolimi.

"Mentang-mentang kapten basket, main masukin kepala gue ke ring aja," gerutu Bino yang lagi-lagi membuat Ghali tertawa.

"Mampus lo!"

🟡🟡🟡

"Lo pulang sama siapa, Ren?" tanya Sonya sembari sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Bel pulang memang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Siswa-siswi sudah berhamburan keluar kelas, menuju tujuannya masing-masing. Kini, hanya tinggal Firen dan Sonya di dalam kelas.

"Aku bawa motor kok," jawab Firen yang juga sedang merapikan buku-bukunya.

Sonya berdiri. "Ya udah, gue duluan ya. Kayaknya udah dijemput tuh."

Firen mengangguk. "Hati-hati, ya."

Baru beberapa langkah meninggalkan Firen, Sonya membalikkan badannya. "Lo nggak papa 'kan gue tinggal duluan?"

Glow Up With YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora