8. weird

23 2 2
                                    

Sekitar satu menit Jimin masih menunggu di depan pintu, dia sedang berpikir apa yang harus dilakukan.

Mia harus makan siang sekarang.

Ah, apa aku terlihat seperti orang tua yang sedang mengkhawatirkan anaknya, pikiran Jimin melayang kemana mana.

Sekali lagi dia menekan bel dan berharap setidaknya Mia membukanya.

Ceklek

Yap, permohonan terkabul. Mia membuka pintu dengan tatapan datarnya.

Dengan terburu buru dan wajah polosnya Jimin langsung masuk kedalam sebelum Mia menutup untuk kedua kalinya.

"Ayo makan!".

Jimin bertingkah biasa saja agar tidak canggung.

Mia pun sudah pasrah dengan kehadiran Jimin, dia berjalan ke tempat duduknya tadi lalu kembali menonton acara tv. Mengabaikan Jimin yang mulai menaruh kantong makanan ke meja yang ada di depannya lalu pergi kedapur mengambil alat makan, sudah seperti rumahnya sendiri.

Setelah siap Jimin duduk lesehan di bawah, menarik Mia agar ikut turun untuk duduk lesehan dan berhasil Mia enggan melawan Jimin.

Jimin itu baik, bahkan terlalu baik. Apa pantas orang seperti ini diabaikan? hatinya pasti akan sakit.

Mia benar benar diperlakukan seperti balita, semuanya sudah di siapkan bahkan Jimin mengambilkan sumpit lalu menaruhnya di tangan Mia dan finish, sekarang Jimin mulai melahap makanannya sendiri.

Rasanya tidak enak kalau makan dilihatin, risih. Itu yang dirasakan Jimin.

Mia tidak bergerak untuk menyuapkan makanan kedalam mulutnya, padahal perutnya sudah lapar dari tadi. Ya apartemen ini kosong tidak ada makanan harusnya Mia bersyukur saat awal Jimin datang bukan malah mengusirnya dengan kasar.

"Apa kau tidak suka makanannya?".

Tatapan Mia langsung beralih dari Jimin ke makanan yang ada di depannya. Memperhatikan butiran nasi dengan fokus. Entah apa tujuannya.

"Apa perutmu masih keram? Apa perlu aku suapi?".

"Hah?".

Sulit untuk merespon kata kata Jimin karena Mia tiba tiba merasakan hal kecil yang selalu dia impikan, ada yang peduli dengannya.

"Jika masih keram aku membelikanmu ini. Pakailah, nanti bisa reda sendiri, katanya sih".

Ucap Jimin mengeluarkan penghangat keram menstruasi dari salah satu kantong yang di bawa.

Flashback

"Hyung apa maksudnya on my periode?".

Tanya Jimin yang sedang teleponan.

"Mungkin menstruasi, apa yang bertanya seorang perempuan?".

"Wah Hyung kau pintar, lalu apa yang terjadi ketika sedang mengalami itu?".

"Iya aku pintar dulu aku pernah belajar tentang menstruasi padahal aku tidak akan mengalaminya, bukankah itu hal yang sia sia hahaha".

Pembicaraan malah melenceng dari maksud Jimin untung saja Jimin sedang butuh otak Namjoon untuk menjelaskan kalau tidak akan langsung di akhiri panggilan ini.

"Wanita menstruasi karena tidak adanya pembuahan maka terjadilah peluruhan ovarium dari rahimnya saat itu akan terjadi pms".

"Haish apa lagi itu pms? Kenapa kau tidak langsung menjelaskan kau kira aku ini punya otak sepertimu".

"Hei tenanglah kenapa kau marah marah seperti sedang pms saja pfftt hahaha".

"Hei tenanglah kenapa kau marah marah seperti sedang pms saja pfftt hahaha"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
P E O N YWhere stories live. Discover now