Cartoonize, Aku- Aku Suka Padamu

38.3K 3K 298
                                    

Kalimat di atas adalah kata-kata yang sering keluar di shojo manga, ketika (Biasanya) seorang cewek pemalu mengutarakan isi hatinya ke temannya yang (Biasanya) kelihatan bad-boyish.

Tanggapan saya setiap kali melihat hal seperti ini: Kenapa harus cliché sekali, sih?

Oh, ya, dan jika kamu belum sadar juga, kita memasuki bagian yang biasanya membuat jiwa remaja seperti saya galau setengah mati: Cinta. Meskipun kalau saya, biasanya saya galau gara-gara nggak ada yang bisa dijadikan bahan buat galau.

Jiwa anak SMP itu labil. Jika kamu merasa kalimat ini sudah saya ulangi beberapa kali sepanjang buku, maka - Ya nikmati saja. Memang begitu adanya. Beneran, all hail hormonal fourteen-year-olds!

Dan lagipula, bukan hanya jiwa kaum Hawanya yang labil, tapi juga kaum Adam.

Sebagai efek samping dari kelabilan yang mereka (Termasuk saya?) miliki, muncullah satu kata yang bahaya jika disebut di kalangan anak SMP, karena bisa menghasilkan kesalahpahaman ataupun sakit hati berkepanjangan.

Ngomong-ngomong walaulun saya memang jomblo, tapi saya sangat beruntung. Beruntung bagaimana? Misalnya, saat diberikan teman sebangku saat ujian (Yang harus sesuai dengan absen) maka saya akan duduk di sebelah Budi, mendapat pandangan-pandangan kesal dari cewek-cewek. Hehe, kamu mengerti kan, kurang lebih maksud saya bagaimana.

Kalau menurut saya sendiri, ya, sebenarnya saya sendiri tidak mengerti pacar itu apa. Kurang berpengalaman. Tapi kalau dari obrolan saya dengan anak kelas sebelah, yang sekelas dengan saya saat kelas 7, saya membuat kesimpulan bahwa pacar itu pasti cukup penting. Sebut saya anak kelas sebelah ini, Tiara.

"Cartoonize, masa pacar gue nulis huruf 'Z' di tangannya. Kayaknya dia selingkuh deh sama mantannya, si Zubaedah."

"Pikir dulu lah," jawab saya enteng. "Mungkin maksudnya Zorro."

Itu waktu saya kelas 7, berujung Tiara yang tersenyum gaya Psycho pada saya. Oke, namanya memang bukan Zubaedah kok, tapi anggap saja begitu.

"Tiara," saya berkata pada Tiara, setelah ia bercerita pada saya bahwa ia mau balikan dengan mantannya yang kayak, setahun yang lalu, "Gonta-ganti pacar mulu, sih, lo. Emang kenapa sih?"

"Nggak papa, daripada kaya elo ngejomblo doang," balasnya tertawa lebar. Merasa menang dari saya,dia.

Saya tersenyum polos, "Oh, kalau nggak punya pacar, nggak bakal ada yang bilang elo cakep ya."

Tiara tertawa kesal, dan setelah teriak-teriak lumayan lama, keluarlah satu kalimat dari mulutnya:

"Iya, gue emang nggak tahan nggak punya pacar. Terus kenapa!"

Dari pernyataan ini, saya menyimpulkan dua hal: Yang pertama, memang nggak ada selain pacarnya sendiri yang mau bilang Tiara cakep, dan Yang kedua, saya memang salah satu teman paling sialan di muka bumi.

Singkatnya, pernyataan - eh, pengakuan - Tiara tadi berujung kepada saya yang mempertanyakan hal yang sama pada Siska. Meskipun Siska juga sering jomblo, tetapi at least pengalaman dia lebih banyak daripada saya sendiri. Sekarang saja dia punya pacar. Dimulailah lagi perbincangan ngalor-ngidul antara saya dan Siska.

Siska bercerita kepada saya tentang bagaimana mantannya sangat sampah. Kalau yang belum tahu, Siska adalah mantan pacarnya Diva. Ingat Diva tidak? Ia adalah salah satu anggota dari Kaum Depan. Pernah saya sebutkan di chapter khusus mereka.

Eh, tapi lagipula saya belum pernah menjelaskan Diva, kan? Baiklah, akan saya ceritakan tentang Diva, dan teman sebangkunya, EP, di sini.

Diva dan EP adalah lagi-lagi pasangan sebangku yang memiliki tema. Kalau buat Kiran/Farhan temanya bolot, maka kalau buat Diva/EP temanya pacar. Nah - jadi begini. Saya jelaskan dulu secara fisik, ya.

2 Itu Teman, 37 Itu Satu Kelas! [HABIS GELAP TERBITLAH BUKU]Where stories live. Discover now