Menikmati Proses, Katanya Sih

27.2K 2.6K 173
                                    

Sepulang dari sekolah, atau dari tempat les, biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek HP, atau lebih tepatnya, mengecek LINE. Tipikal anak remaja banget, ya?

Padahal kayak ada yang bakal nge-LINE aja, kamu, Cartoonize. Jomblo mah gitu; HP kosong dipantengin, notif LINE Game disimpenin, tanggal lahir sendiri ditulis di bio akun social media. Aih.

Akan tetapi, kali ini, apa yang saya lihat di HP cukup mengejutkan.

50 pesan LINE belum dibuka.

Serasa terbang.

Ohmygodohmygod siapa ini Ya Tuhan akhirnya Cartoonize nggak jomblo lagi! Nggak mungkin kan LINE Game sebanyak ini ya ampun siapa ya? Secret admirer? Duh siapa ya penasaran penasaran-

Saya secepat kilat dan dengan penuh nafsu duniawi memencet ikon LINE, membuka aplikasi tersebut, dan apa yang saya lihat adalah-

siska: Woiii no 38 jawabannya apa (23)
Kenzi Aditya: Carr lengan kuasa yg mana (9)
Nabila M: Trs bedanya apa diceritakan pengarang sm dialog? (4)
sandra putri: Fotoin dongg (10)
Egi: Car (1)
choki: Gimana sih caranya (5)

Kretek.

Prang!

Itu bunyi hati dan impian saya yang baru saja hancur berkeping-keping.

Napas saya makin cepat. Muncul keinginan untuk melempar barang-barang, atau ngelempar orang juga nggak apa-apa, lebih baik lagi ngelempar kewajiban. Seandainya saya nggak sayang HP sebagai sahabat saya, pasti udah saya banting itu benda.

Karena nggak kuat nahan amarah, akhirnya saya beneran banting HP. Di atas kasur. Lumayan lah, pelampiasan cukup. At least gaya ngelemparnya udah super keren.

Demikian, adalah kutipan dari beberapa minggu terakhir kehidupan saya, beserta seluruh murid 9D menuju UN alias Ujian Nasional, salah satu penentu kesuksesan kami, ke mana kami akan menuju, ke arah yang berbeda-beda, yang berarti 9D nanti juga akan berpisa-

Hush, Cartoonize. Belum. Belum sampai bagian sedihnya. Nanti.

Kembali lagi ke masalah UN. Mau tidak mau, semua siswa kelas 9 - se-cuek-cueknya siswa tersebut - pasti berpikir-pikir untuk mendapatkan nilai yang tinggi di UN. Karena ini, kadang beberapa murid merasa tertekan.

Mungkin, kamu juga pernah mendengar berita-berita tentang siswa yang kesurupan atau demi nilai memilih jalan berbuat kecurangan, semacam itulah. Untungnya, kami memiliki Wali Kelas cukup bijak untuk menasihati kami.

"Kalian jangan nyontek ya," nasihat Sang Wali Kelas pada minggu terakhir sebelum hari H. "Percaya diri dong sama jawaban sendiri. Jangan tertekan juga, mestinya kalian itu menikmati proses selama belajar buat UN."

"Iya Pak," sahut kami bersama-sama, sok alim.

Bagaimanapun juga, setelah Wali Kelas Kami menasihati kami, saya jadi berpikir-pikir ulang mengenai apa yang ia sampaikan, bagian yang 'Menikmati proses'.

Maksudnya - Jujur aja nih Pak, tapi mana ada sih, SMA yang memilih siswanya berdasarkan proses? Berdasarkan hasil, lah! Berdasarkan nilai, Pak!

Bagaimanapun juga, Cartoonize positif. Tenang saja, 9D semuanya optimis, kok. Saking optimisnya sampai nggak belajar.

Bukan nggak belajar juga, sih, tapi jujur saja - Belajar itu membosanakan! Siapa sih, yang tahan berjam-jam berduaan sama buku pelajaran? Nah, kami juga mengalami masalah tersebut - Apalagi ditambah dengan adanya godaan berupa handphone.

2 Itu Teman, 37 Itu Satu Kelas! [HABIS GELAP TERBITLAH BUKU]Where stories live. Discover now