Farhan, Kau Apakan Burung-

35.7K 3.4K 235
                                    

Oh, tidak, tidak. Jangan bilang kau buka chapter ini cuma gara-gara judul yang, ah, kontroversial itu.

Walaupun sebenarnya, chapter ini memang tentang Farhan, dan burungnya. Atau lebih luasnya, Kaum Depan dan burung mereka. Tidak, saya tidak akan menulis kisah seperti chapter sebelumnya! Maksud saya di sini adalah burung, burung sungguhan, yang punya sayap, bisa terbang, dan bisa melakukan hal-hal yang dilakukan burung pada umumnya.

Sebutlah semua manusia yang menjadi anggota Kaum Depan adalah sekumpulan bocah petualang yang tidak takut pada keberadaan hewan-hewan di sekitar mereka. Suatu hari, mereka membawa burung ke dalam kelas (Bukankah mereka juga biasanya membawa burung mereka- eh, tunggu!).

Burung sungguhan.

Hidup.

Punya sayap.

Bisa terbang.

Entah darimana datangnya, dan entah bagaimana menemui nasib bertemu sekumpulan makhluk-makhluk 9D.

Egi, yang bertanggung jawab atas penemuan, dan penculikan burung tersebut, tampaknya memiliki jiwa pecinta binatang, karena ia kemudian langsung berinisiatif untuk menjadikan burung tersebut peliharaan bersama di kelas kami. Dan seperti biasa, semua hewan peliharaan tentu butuh nama.

"Igor," Egi memutuskan setelah mengerutkan kening cukup lama, tersenyum bangga. "Namanya Igor. Mulai sekarang, Igor teman sekelas kita!"

Saya tidak mengerti - dan tidak mau tahu, lagipula - hubungan antara seekor burung dan nama Rusia yang diberikan Egi. Bukan si Citcit, bukan si Mungil, atau nama apapun yang normal diberikan untuk seekor burung. Tapi entahlah, kalau kami memang hidup di Rusia, mungkin orang Rusia sendiri tidak jarang yang memberi nama peliharaannya Igor. Itu relativitas saja.

Yang penting, mulai saat itu, dimulailah hari-hari kami bersama Igor.

Ingatkah kamu apa saja yang Egi katakan saat mendeklarasikan nama Igor? Selain nama itu sendiri, Egi juga mengatakan bahwa Igor menjadi teman sekelas kami. Dengan jabatannya sebagai wakil ketua kelas, rupanya Egi tidak main-main. Igor benar-benar menjadi teman sekelas kami.

Kadang, saya berpikir mengapa saya menamai cerita ini 2 Itu Teman, 37 Itu Satu Kelas! dan bukannya 2 Itu Teman, 37 + 1 Burung Itu Satu Kelas!

Jika Andrew (Lihat chapter Anak Pindahan Bukan Idola) merupakan siswa transfer dari Jepang, maka Igor adalah siswa - atau siswi? Kami tidak ada yang mengerti tentang cara mengetahui jenis kelamin burung! - pindahan dari Dunia Hewan. Betapa kompleksnya kelas kami, Ya Tuhan. Saya yakin bahkan kelasmu tidak dapat menandingi kompleksitas kelas saya.

Dan seperti cerita-cerita saya sebelumnya, semua siswa di kelas kami wajib punya teman sebangku. Setelah peresmian Igor secara terhormat menjadi anggota kelas kami, maka Igor pun wajib mendapat teman sebangku.

Tebak siapa yang menjadi teman sebangku Igor.

Jawabannya, Kiran pun didepak sementara dari samping rekan setianya, digantikan dengan Igor yang duduk (Atau berdiri? Seingat saya burung tidak bisa duduk, bisanya berdiri.. Sebentar, ini ambigu) di samping Farhan. Farhan kelihatannya tidak keberatan dengan ini, maka dimulailah persahabatan dua dunia ini. Macam judul film romance.

Hebatnya, Farhan dan Igor kelihatan amat rukun dan serasi. Tidak jarang saya melihat mereka berduaan, elus-elusan, panjat-panjatan tangan (Ini khusus Igor saja, pastinya) di meja mereka. Sungguh hubungan romantis. Ngomong-ngomong, Igor ini memang benar-benar ikut pelajaran kami, benar-benar berada di dalam kelas dan mendengarkan saat guru mengajar.

Siapa mulai ragu siapa yang lebih nggak waras di sini, muridnya atau gurunya.

Namun, sebenarnya memang sejak lama Farhan - selain bolot, tentunya - juga memiliki jiwa pecinta binatang yang amat besar. Contohnya saat suatu hari Farhan bertemu dengan seekor kucing.

Beberapa menit kemudian, Farhan dan si kucing sudah bermesraan di depan mata saya.

You pussy!

Oke, balik lagi ke burung bernama Igor tadi. Igor keesokan harinya jatuh - atau terbang? - dari lantai 2 kemudian pergi entah kemana. Melanjutkan hidup, dia. Itulah alasan mengapa buku ini tidak berganti nama jadi "37 + 1 Burung Itu..".

Oh, tapi tunggu. Itu baru Igor pertama. Tahukah kamu, bahwa hewan yang masuk kelas saya bukan cuma satu. Mulai dari kucing, burung, ikan, belalang, sampai centipede - kurang lebih seluruh isi kingdom animalia - pernah kami jadikan peliharaan. Dan tebak kami beri nama siapa hewan-hewan ini.

"Namanya Igor," kata Egi mantap saat membawa ikan masuk kelas.

"Ini Igor," ucapnya di lain kesempatan sambil menggendong kucing (Beberapa saat kemudian, Egi dan Choki sudah mengejar-ngejar EP yang takut kucing keliling kelas).

"Namain Igor aja, ya!" beberapa minggu setelahnya, sambil membawa kaki seribu dalam botol bekas.

Kenapa Hiu Megalodon yang sudah berkali-kali masuk kelas itu tidak dinamakan Igor juga saja ya? Heeh.

2 Itu Teman, 37 Itu Satu Kelas! [HABIS GELAP TERBITLAH BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang