𝓟𝓻𝓸𝓵𝓸𝓰

5K 550 61
                                    

"Gak! Gak mungkin!"

Ranella memekik, ia menjambak rambut panjangnya. Berusaha agar mengusir fakta yang baru saja dia terima.

Memandang pantulan dirinya di cermin, Ranella tertawa lagi, "Monyet! Kenapa baru sekarang!" Katanya tak terima. Menarik lalu menghembuskan nafasnya lagi, kemudian Ranella terdiam.

Sekelilingnya sekarang terasa seperti tak nyata namun nyata, Ranella duduk di kursinya, masih mencerna keadaan. Tadi dia hanya tertidur sekitar sepuluh menit saja, benar, hanya sepuluh menit namun nampaknya Tuhan sedang bermain-main dengannya.

Memberikan ingatan masa lalunya sebelum memasuki novel roman remaja populer pada saat itu. Novel yang menjadi bahan perbincangan karena alur cerita serta tokohnya–dalam artian buruk, alias sangat tidak masuk akal. Memang, jika novel hanyalah sebuah fiksi semata; tetapi tolong menggunakan logika sedikit. Ceritanya hanya berpusat tentang para protagonis dengan privilage tak masuk akal.

Bagaimana bisa anak SMA mengatur suatu yayasan tempat mereka menimbah ilmu hanya karena ia adalah cucu dari pemilik yayasan itu sendiri, berlaku seenaknya tanpa menghormati para pemegang saham lainnya. Dia masih di bawah umur!

Tak sampai di sana saja, karakter protagonis wanita—karakter yang sangat ingin Ranella cekik. Remaja bodoh mana yang tidak mendapat ajaran hal-hal remeh tentang bagaimana dunia berjalan? Agar tak terlalu naif dan mewajarkan segala hal negatif sekali pun.

Ranella kembali mengusap keningnya, oke, yang paling ia benci dari novel tersebut adalah akhir dari cerita. Killian–sang antagonis sekaligus second male lead lebih memilih mengakhiri hidupnya sendiri seusai acara pernikahan para protagonis.

Ya, walau Killian termasuk red flag, tetap saja kan! Ia harus mendapat ending lebih baik.

Menatap smart watch yang melingkari lengannya, Ranella akhirnya tersenyum. Biarlah, bukankah ia adalah karakter figuran biasa? Tak memiliki sebaris kalimat di alur novel bahkan tak pernah muncul.

Melihat sekeliling kamarnya lagi, wah, aneh sekali. Tapi tak apa, Ranella senang, ia tak perlu khawatir akan kelangsungan cerita berjalan, dia hanya akan menonton seraya memakan popcorn.

Indah sekali masa depannya.

Tak berapa lama, akhirnya Ranella menyesal.

Haha, sepertinya Tuhan bercanda.

Khayalan Ranella harus kandas dan hancur.

Dua pemuda tinggi saling memandang tajam seraya masing-masing dari mereka memegang lengan milik Ranella. Tanpa berbicara sepatah katapun. Ranella merasa ia tak seharusnya berada di sini.

"Ranella, pilih."

Lalu suara Killian ikut terdengar rendah, "Salah satu dari kita."

Nemesis

Upcoming 1 June 2023

Boleh masukkin perpus, biar kaga ketinggalan.

Reaksi readers semua

Reaksi readers semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nemesis [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang