Perbincangan antara keduanya terhenti ketika Ella mundur beberapa langkah, Raven yang menyadari perilaku Ella segera menoleh, menunjukkan wajah heran, “Mau kemana, kamu?”
Menghiraukan pertanyaan Raven, Ella membuang wajah, dia sudah memiliki pikiran jelek, oh, ayolah, Ella baru saja menikmati hidup dengan keluarga harmonis, jangan bilang wanita yang telah Ella bantu adalah cinta lama Raven. Menjengkelkan. Ella belum siap melihat keluarganya hancur.
Raven semakin sadar, dia terkekeh pelan.
Tangan Raven segera menyentuh kepala Ella, dia sudah menotice tatapan sinis sang anak. Mengelusnya lumayan keras hingga membuat Ella menepis tangan Raven, “Apaan, sih!” ujar Ella kesal.
“Sandra temen Mama, pikiranmu jangan kemana-mana!” ejek Raven. Ella mendengus, membuang wajahnya, “Sok tau banget!” mengelak, Ella tidak akan percaya!
Wanita bernama Sandra tersebut ikut terkekeh, menutupi bibir pucatnya, “Jangan takut Ranella, Elea memang benar temen Tante, kok.” Jelas Sandra lagi. Ella cemberut, malu, “Maaf, aku udah kelewatan.” sungguh-sungguh meminta maaf, Ella menunduk kecil. Sandra tertawa saja.
“Bunda, lagi bicara ke siapa?” suara pemuda memotong hawa antara ketiganya, masing-masing menoleh pelan, mata Ella membelak lebar, dunia memang sesempit itu, ya?
“Arel? Habis dari mana?” melemparkan pertanyaan lain kepada sang putra, Sandra tersenyum sangat indah, Raven sampai tertegun melihatnya. Selama berteman bertahun-tahun, Raven tidak pernah melihat senyuman murni milik Sandra, baik Elea juga selalu mengeluh, mereka berdua berharap Sandra akan menunjukkan cahaya sendiri namun sangat naas, dia tak pernah bahagia; selalu menunjukkan senyum bisnis, seperti topeng.
Bukannya Raven jatuh cinta karena senyuman Sandra, dia masih seratus juta kali lipat mencintai Elea, bahkan rela memberikan jantungnya untuk Ibu dari satu anaknya. Ya, Raven sekarang berharap Sandra dapat bahagia di situasi sulit yang dia alami sekarang.
Ella memundurkan langkah, mendekati punggung Raven. Sial, dari sekian juta orang, mengapa harus dia?! Ella habis membuat dosa apa di kehidupan sebelumnya?!!
“Ranella?” Killian memanggil, sedari tadi sebenarnya dia sudah melihat gerakan halus Ella untuk menyembunyikan diri. Sangat lucu, seperti tikus mencoba bersembunyi dari kejaran kucing.
Ella mengumpat berkali-kali, memang Killian kurang ajar, Ella sangat berharap——sekali saja agar bisa memukul kepala belakang Killian. Sandra terkejut, “Kalian saling kenal?” pertanyaan yang sama terpikir oleh Raven, jadi ... alasan putrinya bersembunyi karena bertemu temannya, ya?
Apa jangan-jangan anak Sandra adalah orang yang Ella ceritakan tadi? Raven mengintip Ella menggunakan ujung mata, “Kok sembunyi? Itu temen kamu, lho!”
Ella mengerutkan wajah, apa sih yang dia harapkan dari Raven?
Mau tak mau Ella keluar dari balik tubuh Raven, tersenyum canggung, “H—halo, Killian!” sapa Ella. Killian menunjukkan senyum khasnya, dia berdiri tepat di sebelah kursi roda Sandra, “Iya, Bun. Ranella temen aku.” Ujar Killian.
Sandra menepuk tangan seolah mendapat pencerahan, memandang Raven, “Rav, lihat, persahabatan kita lanjut di anak-anak kita!” katanya semangat. Raven mengangguk setuju, dia meletakkan lengannya ke bahu Ella; seperti sedang merangkul temannya. Ella mengerutkan kening, ugh, keringat, Ella benci keringat Raven menempel ke kulitnya!
أنت تقرأ
Nemesis [Hiatus]
أدب المراهقينJangan jadi dark readers, vote, komen, follow🙏 yang ga lakuin, semoga hidupmu suram __________________ Ranella Nemesis Kalingga, salah satu pemeran figuran kaya raya yang hanya lewat sekelebat dalam cerita novel online. Peran yang sama sekali tidak...