0.5

3.1K 410 42
                                    

Ella berjalan keluar dari kelas, mendumel kesal, kenapa dia selalu merasa bahwa Cleo mengejarnya untuk masuk ke alur novel yang tidak Ella inginkan?! Ella, kan, cuman ingin hidup tenang!

Ketika berjalan tanpa melihat, Ella akhirnya menubruk dada seseorang, mengaduh kaget, dia mendongak, menatap sosok yang Ella tabrak. Mata Ella melebar, tunggu, mengapa dia selalu saja bertemu dengannya?

“Lo gak apa?” Pemuda itu bertanya. Ella mengangguk, dia ingin kabur lagi namun akan sangat aneh dan menyebalkan jika dia melakukannya, jadi, Ella mundur, “Maaf, gue gak sengaja.” Ujar Ella.

Pria itu tersenyum ramah, Ella agak terpanah. Menggeleng, tidak, dia adalah pemeran utama laki-laki kedua, tidak, walau memang dia tampan sesuai tipe Ella, tetapi pria itu akan selalu berada di sisi pemeran wanita. Tidak baik jika berurusan dengannya.

“Lo tadi kenapa kabur?”

“Hah?” Wajah Ella menjadi panik, kenapa, ya Tuhan, kenapa dia mengingat wajahnya?! Ella mundur selangkah lagi, Ella akan kabur, peduli setan tentang sikapnya, Ella akan kabur!
Mungkin melihat tanda-tanda Ella akan kabur untuk ke sekian kali, Killian segera memegang lengan Ella, "Mau kabur lagi?" Dia terkekeh merdu. Wajah Ella kini menampakkan wajah kaget luar biasa di sertai panik. Pupilnya bergetar hebat. “Gue ada buat salah, ya?”

Ella menggeleng cepat, tidak, Killian tak salah, hanya ... Ella ingin kabur, tolong, siapa pun, Ella sangat berharap ada siapa pun ada yang menolongnya. Ella sangat jantungan, tangannya masih terus di pegang, Killian tampaknya tidak ingin melepaskan.

“Anu, maaf, gue emang aneh. Tapi ... bisa lepas, gak?” Kalau panik, Ella menang suka berbicara ngawur dan aneh, Killian saja sampai tertawa pelan, tetapi dia tetap memegang Ella.
“Permisi? Gue mau pipis, nanti gue pipis di sini.”

Ella tidak tau wajah seperti apa yang dia buat, seaneh apa omongannya, sampai membuat Killian tertawa lagi. “Lo lucu, tapi kalau gue lepas, lo bakalan kabur.” Cibir Killian. Dia melirik Ella yang tergagap, menarik senyum lesu, Killian mendesah, “Gue seburuk itu, ya?”

“B–bukan Itu ... kan, gue udah bilang, gue agak aneh. Bapak gue aneh soalnya, jadi bukan salah lo, salah gue. Hehe, hehehe ...” Ella tertawa canggung.

Killian menutup wajahnya menggunakan satu tangannya, Ella itu lucu sekali. Killian semakin tertarik, awalnya Killian hanya penasaran, namun setelah ini ... sepertinya Killian tidak sekedar penasaran.

Ella masih tak sadar bahwa dirinya sudah menarik perhatian Killian, orang yang akan mengubah hidupnya.

Menurunkan tangannya, Killian kini mengulurkan jari kelingking pada Ella. “Ayo janji, lo gak akan kabur lagi kalau ketemu gue.” Tawar Killian ramah. Ella berpikir sejenak, dia hampir saja terpesona oleh senyuman Killian, menggeleng pelan, Ella tetap akan menolak, persetan luluh wajah tampan , Ella menginginkan kedamaian!

“Ahh, gue gak akan lepas sebelum lo janji.” Killian menyambung kalimatnya. Dia tersenyum aneh, senyuman seakan memaksa Ella untuk setuju.

Ella ingin menghilang.

Nemesis

Melakukan kebodohan lain, Ella ingin menghantamkan kepala ke dinding, sungguh, jari kelingkingnya sudah melingkari jari kelingking Killian. Ella berjanji tk akan berlari menghindari kehadiran Killian; sesuai permintaan pemuda itu.

Nemesis [Hiatus]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن