[ TINGGALKAN JEJAK KALAU KALIAN MENGHARGAI PENULIS ]
"Lo boleh larang gue tentang apa yang gue lakuin kalau lo ngga suka, gue bolehin itu" - g
galang cinta sama maira, maira juga cinta sama galang tapi sama pak guru ngga di bolehin.
h-hah?gimana?
...
"Eh?" Maira mendongakkan kepalanya saat sadar ada seseorang yang berdiri di depannya.
"Ayo pulang"
"Oh? iya ayo" Maira segera berdiri.
"Eh tapi Reny?Ren lo udah di jemput belum?" Tanya Maira.
"Udah kok,ayo kedepan bareng" Jawab Reny lalu menggandeng tangan Maira menuju gerbang sekolah meninggalkan Galang yang berada di belakang mereka.
Saat Maira dan Reny berjalan menuju gerbang,Galang membelokkan langkahnya menuju parkiran untuk mengambil motor.
Di gerbang,Maira melambaikan tangannya pada mobil mama Reny yang sudah menjauh.
Dia memainkan handphone nya sambil menunggu Galang.
Tak berapa lama,dia mendongak saat mendengar suara deru motor mendekatinya.
(Pict dari pinterest)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jangan suka main handphone dipinggir jalan Mai" ucap Galang saat sudah berhenti di depan Maira.
"Hehe maaf,gabut tadi nungguin lo"
"Lain kali jangan di ulangi,ini pake helmnya" lalu Galang menyerahkan helm rindu berwarna coklat yang memang biasa di pakai oleh Maira.
Setelah Maira memasang helmnya dengan benar,dan dia baru sadar jika Galang bukan membawa motor maticnya.
"Kok pake motor ini?" Tanya Maira. Bukannya tidak suka atau gimana,lebih nyaman di bonceng pakai motor matic sebenarnya kalau kata Maira.
"Iya,maaf ya tadi pagi motornya di pake sama Abang ke kampus.Ngga tau tumben banget dia" jawab Galang.
"Ooh,yaudah gapapa"
Lalu Maira melangkahkan kakinya menuju motor Galang dan mulai naik dengan menjadikan pundak Galang pegangan.
"Udah?"
"Udah" jawab Maira saat sudah nyaman dengan duduknya.
Motor Galang melaju membelah padatnya jalanan di sore hari.
Sore ini anginnya berhembus lumayan dingin,membuat Maira menggosokkan kedua telapak tangannya supaya lebih hangat.
"Dingin ya?" Tanya Galang dengan suara sedikit keras.
"Iya lumayan" jawab Maira dengan suara keras juga.
"Sini tangannya" ucap Galang sambil menengadahkan tangannya di samping badan.
"Buat apa?" Tanya Maira bingung.
"Udah siniin"
Akhirnya Maira menjulurkan tangannya, lalu Galang memasukkan tangan Maira ke dalam saku hodie miliknya.
"Satunya lagi sini"
Maira merasakan pipinya memanas,kemudian menuruti apa kata Galang dia memasukkan satu tangannya lagi di saku hodie milik Galang.
Galang diam-diam tersenyum di balik helm fullface nya.
Karena sudah terlanjur basah,sekalian saja nyebur.Dari pada tanggung seperti ini,Maira memilih menyandarkan kepalanya di pundak Galang dan mengeratkan pegangan tangannya.
Dasar memang Maira.
'sore yang indah' batin Galang sambil tersenyum semakin lebar.
---
Sesampainya di depan rumah Maira,Maira segera turun dari motor Galang.
"Makasih ya" ucap Maira tersenyum.
"Hem,iya" jawab Galang sambil mengambil helm yang di sodorkan oleh Maira padanya.
"Eh,kalian sudah pulang ternyata" ucap seseorang dari dalam rumah Maira.
"Papa?" Ucap Maira,kemudian beranjak untuk menyalami papanya.
Galang juga ikut turun dari motornya dan ikut menyalami papa Maira.
"Sore om" sapa Galang.
"Iya,terimakasih ya sudah antar anak om pulang" ucap Haru sambil menepuk pelan pundak Galang.
Galang tersenyum sungkan. "Ah ngga perlu kaya gitu om,Galang ngga papa kok"
"Yasudah,ayo mampir dulu ke dalam"
"Lain kali ya om,udah sore Galang langsung pulang aja"