Chemistry (화학)

452 49 14
                                    

Pagi ini Suga tiba-tiba deman dan terkena flu, katanya satu dorm kena flu semua sebelumnya, Suga adalah orang terakhir yang terserang. Padahal Suga jarang ke dorm. Ia harus izin sakit dari pekerjaannya.

Sedangkan yang dari kemarin merawatnya dengan telaten adalah istrinya yang sedang hamil besar. Mine sangat sabar merawat Suga meskipun sedikit kesusahan dengan perut buncitnya. Suga juga sulit sekali untuk makan. Yang namanya orang sakit pasti nafsu makan berkurang. Mine sangat khawatir jika Suga sakit, sekali sakit langsung ambruk.

"Aa." Mine menyuapi Suga yang tak nafsu makan sama sekali. Samgyetang khusus untuk Suga. Meskipun Mine sendiri tidak bisa makan itu. Karena ia harus diet.

"Mianhae." Ucap Suga dengan mulut penuh nasi dan ayam rebus itu. Ia merasa merepotkan Mine yang terlihat kelelahan. Tadi Mine harus bangun lebih awal untuk mengompres dan memastikan suhu tubuh suami tercintanya turun. Belum lagi ia mencuci dan menjemur baju, membersihkan rumah, menyiangi rumput liar dan menyiram kebun kecilnya, belum lagi pakaian yang disiapkan untuk masuk lemari.

"Wae?" Ucap Mine. "Kamu melakukan hal yang sama saat aku sakit juga. Itulah kenapa ada yang namanya rumah tangga." Sembari menyuapi Suga. Senyum Mine meneduhkan.

"Sudah." Ucap Suga saat baru 3 suap masuk mulutnya.

"Aniya, baru 3 sendok." Mine menasihati.

"Tidak ada rasanya, Yeobo." Suga protes.

"Tidak enak ya, mau aku masakan yang lain? Atau mau pesan sesuatu?" Mine merasa masakannya tak enak. Mine harus memastikan Suga makan bergizi.

"Ani, lidahku yang tidak bisa merasakan."

"Tapi mau bagaimanapun kamu harus makan." Mine sedikit memaksa demi kebaikan Suga. Suga menggelengkan kepala. "Mau aku buatkan Galbitang? Atau Baesuk ya?" Mine mencari menu lain, ia ingin Suga makan banyak. Padahal ia sudah memasak Samgyetang banyak sekali. Suga hanya menggelengkan kepala.

"Ya sudah dikit lagi ya nasinya." Mine melanjutkan menyuapi Suga. Ia memaksa Suga. Akhirnya Suga mau ia terpaksa, ia selalu berpikir Mine pasti juga lelah membuatnya.

"Tadi, Geum Jae Oppa kirim Yuja Cha. Diminum ya, setelah ini. Kasihan Oppa sudah kirim ingin kamu cepat sembuh." Suga hanya terdiam menatap Mine. "Geum Jae Oppa sering kirim ke rumah, tapi kita tidak pernah kirim apa-apa. Lain kali, kita kirim sesuatu gitu, Yeobo." Mine kalau sudah mengomel terlihat lucu menurut Suga.

Setelah selesai menyuapi Suga. Sekarang Mine yang waktunya makan. Bahkan Mine memakan oatmealnya di samping Suga berbaring. Ia terus memperhatikan Suga yang lemas tak seperti biasanya. Mine harus memantau Suga secara langsung.

"Mau ke dokter?" Ucap Mine, saat akan makan sembari menyuntikkan insulinnya di lengan. Suga menggelengkan kepala dan terus memainkan ponselnya.

"Mau oatmealku?" Mine menawari Suga. Suga tambah menolak.

"Makanlah." Jawab Suga lemas. Mine melanjutkan makannya, tangannya juga sesekali mengukur demam Suga yang mulai terpejam, ia baru saja minum obat dan vitamin. Suga tertidur miring menghadap Mine. Ia juga sesekali menatap Mine.

Mine tidak lepas memandang suaminya yang lemas. Sekali saja sakit, Suga selalu terlihat lebih pucat, padahal kulitnya sudah pucat sebenarnya. Suga kalau sudah sakit benar-benar tidak bisa diajak kompromi.

Setelah makan, Mine mencuci piring. Ia juga memutuskan memasak menu lain, siapa tahu Suga nanti bisa makan lebih banyak. Samgyetangnya ia bagikan ke tetangga apartemennya, lumayan 1 ekor ayam, Mine tidak bisa makan juga.

Lelah, tentu. Tapi mau bagaimanapun, Mine merasa itu sudah tugasnya. Apapun keadaan suaminya ia harus tetap di samping Suga. Mine juga tidak memiliki kesempatan melakukan hobinya saat Suga sakit. Seperti nonton drama ataupun melukis.

Mine~Suga | Fan-fictionOnde histórias criam vida. Descubra agora