3th January (1 월 3 일)

923 91 0
                                    

"Yeobo, ingat tidak hari ini, hari apa?" Tanya Mine mengetes Suga apakah suaminya ini tahu ulang tahunnya.

"Hari Minggu." Jawab singkat Suga. Ia masih sibuk dengan ponselnya, grup chat BTS ia ramaikan.

"Yeobo, hari ini ulang tahunku, kamu lupa." Mine kesal dan menarik paksa benda kotak itu. Suga menahan ekspresinya.

"Anieyo, saeng-il chughahae, Yeobo." Suga mengatakan itu tanpa ekspresi dan masih bingung ponselnya yang berada di belakang Mine.

"Gomawoyo." Mine sudah senang saat Suga hanya mengucapkan itu, ia mengembalikan ponsel itu.

Suga lagi-lagi mengabaikan Mine, sebenarnya Suga ingin memberi kejutan kepada Mine. Ia tidak lupa ataupun tidak menyiapkan apa-apa tapi ada waktunya ia merubah ekspresinya.

4 hari yang lalu, V ulang tahun dan semua member BTS merayakannya. Mine? Ia tidak ikut, ia masih merasa mereka butuh privasi sebagai keluarga BTS. Ia tidak ingin menjadi pengganggu hal wajib untuk mereka.

Mine yang diabaikan oleh Suga di sana, ia memilih keluar dengan jaket tebalnya untuk melihat benih-benih yang sudah tumbuh dengan baik, namun salju membuatnya terlihat pucat. Ada beberapa tanaman yang tidak tumbuh seperti labu, sepertinya butuh lahan yang lebih luas untuk labu.

Mine mencabuti tanaman yang sekiranya tidak akan tumbuh dengan baik, daun menguning, layu, hampir mati bahkan.
Mine menikmati suasana dari atas balkonnya, ia dapat melihat kota Seoul di sebagian sisi yang tertutupi salju.

"Yeobo, ada video call dari Mama." Kabar Suga di ambang pintu itu sembari membawa ponsel Mine. Mine yang melihat itu, ia langsung berlari mengambil alih ponselnya. Ia duduk di ambang pintu.

"Assalamu'alaikum Mine.
Selamat ulang tahun ya, Sayang.
Semoga diberi keberkahan di umurnya yang sekarang. Selalu diberi yang terbaik oleh Allah, dan semoga cepat dapat momongan. Sepertinya kakakmu ingin punya keponakan." Mama Mine.

"Wa'alaikumussalam, Ma. Aamiin... Terima kasih doanya, Ma. Sebenarnya aku hanya ingin mengucapkan selamat ke Mama, karena hari kelahiranku sebenarnya hari perjuangan Mama mempertaruhkan nyawa untukku. Lengkap sudah perjuangan Mama selama 29 tahun. Mine juga berterima kasih kepada Mama yang selalu ada untuk Mine selama ini, Mama adalah ibu terbaik untuk Mine." Mine mengucapkannya dengan mata yang berkaca-kaca. Mamanya juga tampak terharu, Minenya lebih dewasa dari dulu, karena Mine anak bungsu dan kurang kasih sayang dari sosok ayahnya. Tapi, selalu ada kakak laki-laki yang tidak pernah melupakannya dikeadaan apapun.

"Selamat ulang tahun, Mine. Kakak sangat merindukanmu, sehat selalu ya disana, jangan lupa insulin, makannya dijaga, dan Saddam butuh teman sepertinya." Ucap kakaknya yang tiba-tiba muncul.

"Aamiin, terima kasih, Kak. Aku juga sangat merindukan kalian di sana. Doakan saja yang terbaik ya, Kak. Sepertinya Saddam butuh adik bukan sepupu." Goda Mine.

Video call mereka cukup lama, dan sedikit mengobati rasa rindu mereka. Setelah mendengar ucapan harapan dari Evi dan Jefri, membuat ia sadar, jika sudah menikah yang pasti ditunggu-tunggu adalah momongan. Memang masih kurang lebih 1 bulan usia pernikahan Mine dan Suga, itu sangat singkat, perjalanan mereka masih panjang untuk menjadi orang tua.

Setelah selesai video call bersama keluarganya Mine hendak pergi.
"Yeobo, aku akan pergi membeli stok belanja bulan ini. Kamu ingin titip beli apa?" Mine telah bersiap dengan jaket tebalnya dan syal, juga hijabnya, ia hendak belanja bulanan.

"Tidak ada, ayo aku antar." Suga juga ingin mengantarnya.

"Tidak perlu, jalanan di bawah masih belum dibersihkan." Mine melarang Suga karena jalanan bersalju masih tebal.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang