prolog

229K 14.7K 5.8K
                                    

Happy Reading


Di sore hari ditaman yang tak jauh dari komplek perumahan, anak perempuan berumur 5th sedang duduk di kursi taman dengan boneka Barbie di tangannya sesekali ia mengajak Barbie nya berbicara.

"Belbinya tambah cantik, kalo lain kuncil lambutnya" ujar anak perempuan itu dengan mengucur rambut Barbie nya.

Tak jauh dari tempat itu ada anak laki-laki yang sedari tadi memperhatikan anak perempuan cantik itu, ia duduk di bawah pohon dengan mainan robot di tangannya, matanya tak pernah lepas dari pandangan ke anak perempuan itu.

TONG...TONG...TONGG

"Es krimnya yuhuuu" seru penjual eskrim yang berhenti tak jauh dari taman.

"Wah es klim" ujarnya dengan berbinar.

"Tapi lain engga bawa uang"

"Tapi lain mau es klim" ujarnya lagi masih menatap penjual eskrim yang sedang melayani pembeli.

Anak laki laki yang sedari tadi memperhatikan pun melihat anak kecil itu seperti ingin menangis, tapi karena apa pikir anak laki-laki.

"Hiks...hiks"

"Kamu kenapa?" Tanya anak laki laki yang umurnya tak jauh beda, ia melihat anak perempuan yang sedari tadi ia perhatikan sedang menangis akhirnya anak laki laki ini pun menghampiri.

"Aku mau beli esklim" ujarnya dengan terisak,mata yang sembab dan hidung yang memerah membuatnya tambah menggemaskan.

"Kenapa ngga beli" ujar anak laki-laki itu ia memandangi wajah cantik anak perempuan di depannya ini.

"Aku engga punya cicis" cicitnya menatap wajah anak laki laki yang jika di bandingkan tinggi nya rain hanya sebatas dada anak laki laki di depannya.

"Cicis itu apa?" Tanya anak laki-laki yang bingung.

"Kamu kampungan engga tau cicis,cicis itu uang" balasnya dengan cemberut.

"Ohh ayo kita beli biar aku yang bayar" ujarnya mengajak anak perempuan ini.

"Wahh ay- eh tapi aku engga kenal sama kamu" ujarnya dengan lirih ia menunduk.

"Namaku Samuel radj-

"Ish, aku panggil kamu laja aja ya, ayo laja kita beli esklim" potong raina dengan menggandeng tangan raja yang kini tersenyum senang. Kala Quin memanggilnya raja beda dari yang lain.

"Ayo" balas raja menggenggam tangan anak perempuan ini.


Setelah mereka membeli es krim, mereka kembali duduk di kursi taman.

"Laja makasih ya udah kasih lain esklim, nanti lain ganti uang laja" ujarnya dengan mulut masih melahap es krim strawberry nya.

"Engga usah di ganti" balasnya dengan memakan es krim coklatnya.

"Engga mau laja, pokoknya Quin ganti, kalo kita ketemu lagi" ujarnya membuat raja mau tak mau mengalah memilih mengiyakan.

"Nama kamu siapa?" Tanya raja.

"Namaku laina quin-

"Aku panggil kamu Quin aja ya" potong raja.

"Kenapa engga laina" tanya quin.

"Kerena Quin cuma punya raja" ujar raja menatap dan mengelus rambut Quin yang di gerai indah.

"Aku suka laja panggil aku quin" ujarnya dengan senang.

"Laja juga cuma punya Quin ya" lanjut Quin di balas anggukan mantap dari raja.

"Iya Quin selalu punya raja selamanya" ujar raja menatap lekat mata bulat Quin.

"Laja tau engga?" ujar Quin menatap raja mengerjap matanya beberapa kali itu membuat raja gemas mencubit pelan pipi gembul Quin.

"Tau apa?" Tanya raja.

"Quin suka kesini loh, setiap sole" ujarnya dengan semangat.

"Raja tau, raja juga suka kesini" jawab raja mengelap sudut bibir Quin yang belepotan karena es krimnya.

"Iya kah, kok Quin balu ya liat laja" ujar Quin memiringkan kepalanya menatap raja,raja yang di tatap hatinya merasa senang.

"Quin engga pernah liat ke arah sana ya, di sana tempat raja biasa duduk" tunjuk raja ke arah pohon yang biasa ia duduki dan tempat biasa ia memperhatikan Quin.

"Aish laja disana ya, pantes Quin engga tau" balas Quin.

"Raina ayo kita pulang" ujar anak laki-laki yang umurnya berbeda 5 tahun dari Quin.

"Loh Abang ini kan belum jam lima" balas Quin mendongak menatap abngnya.

"Rain sayang kita gak bisa lama lama disini, karena mommy mau cepetin kepindahan kita" jawab satria Abang quin.

"Abang lain engga mau pindah, lain mau disini aja sama laja" ujar Quin dengan mata berkaca-kaca.

"Laja...Quin mau sama laja selamanya" ujar quin memeluk erat raja, raja membalas pelukan Quin ia juga sedih ternyata anak perempuan yang setiap sorenya selalu ia perhatikan dan temani dari jauh ternyata ingin pergi meninggalkan nya.

"Sayang nanti kita bisa kesini lagi kapan kapan tapi kita harus pindah ke jerman sekarang juga" ujar satria ia menatap raja yang memeluk Quin erat seolah sama saja tak ingin di tinggal.

"Laja....Quin halus pelgi, Quin engga mau ninggalin laja sendili" ujar Quin menatap lekat wajah rajanya.

"Raja juga engga mau Quin tinggalin raja, tapi kata abngnya quin, Quin harus pergi sekarang nanti Quin bisa kembali kesini lagi" ujar raja mengelep air mata Quin.

"Laja halus janji ya jangan pelnah lupain Quin, kalena Quin cuma punya laja, laja juga punya Quin" lanjut Quin menangis dipelukan raja.

"Raja janji gak akan pernah lupain quin, karena Quin dan raja pasti bertemu lagi" ujar raja menangup wajah Quin.

"Ayo Quin kita pergi sekarang" ujar satria.

Cup, Quin mengecup pipi raja membuat raja tersentak.

"Laja Quin pelgi dulu ya sampai beljumpa kembali lajanya Quin" pamit Quin saat ia ingin pergi tangannya di genggaman raja.

Cup

"Sampai bertemu kembali quinnya raja" raja mengecup balas pipi Quin membuat Quin tersenyum.

INNOCENT GIRL [#S1]Where stories live. Discover now