Berbeda

1.3K 229 36
                                    

Oke, jadi malam ini aku bakalan doble up! Dan semuanya tentang Asya yang amnesia bakalan aku selesain di part selanjutnya.

So happy reading!!
-
-
-
______________________________

Satu minggu setelah Asya dipindahkan ke rumah sakit Jakarta, dan kini Akhirnya ia sudah diperbolehkan pulang. Asya hanya menurut dengan bundanya yang mengatakan bahwa dirinya harus pulang bersama Rendy, karena Rendy adalah suami sahnya.

Sesampainya di apartemen Asya duduk di sofa ruang tamu. Ia melihat lihat suasana yang ada didepannya. Sedangkan Rendy kini sedang membereskan barang barang Asya dikamar Asya.

"Mas! Mas Rendy" Panggil Asya sedikit meninggikan suaranya.

"Mas? Kenapa jadi jijik gini sih? Biasanya juga singa idiot" Gumam Rendy bergidik ngeri ketika mendengar Asya memanggilnya dengan sebutan "Mas" Sangat canggung buat Rendy.

"Iya, mau apa?" Tanya Rendy segera keluar dari kamar Asya.

"Tolong ambilin minum" Ucap Asya menatap lekat mata Rendy. Asya pun segera pergi kedapur untuk mengambilkan Asya minuman.

"Amnesia apaan? Masih sama, suka memperbudak gue" Sinis Rendy yang kini sedang meraih gelas. Entah kenapa Rendy jadi kesal dengan Asya, padahal beberapa hari yang lalu Rendy sangat sedih dengan keadaan Asya yang melupakannya.

"Ini" Ucap Rendy memberikan segelas air putih ke Asya.

"Makasih" Ucap Asya dianguki Rendy.

Setelah beberapa jam Asya menonton TV akhirnya ia didatangi rasa kantuk. Ia berdiri dan segera berjalan masuk menyusul Rendy dikamar. Ia tidak tahu bahwa kamarnya dan kamar Rendy itu terpisah.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Rendy heran ketika melihat Asya ingin berbaring di sampingnya.

"Kan kita suami istri, ya gue tidurnya sama lo lah" Jawab Asya segera menarik selimut. Sedangkan Rendy hanya menatap Asya cengo.

"Kalau gini amnesia aja terus, jangan sembuh" Gumam Rendy dengan seutas senyum manis.

Semalaman Rendy tidak tidur karena memandangi Asya yang terlelap. Hatinya sangat berbunga bunga karena Asya memeluknya mencari kehangatan. Ia sama sekali tidak punya niatan untuk tidur. Hingga matahari bersinar, Rendy tetap setia menatap lekat wajah mungil Asya. Sangat indah.

"Sya bangun" Ucap Rendy berbisik, sedangkan Asya hanya mendengus kecil merasa terganggu.

"Sya bangun, ayo sekolah" Ucap Rendy lagi. Seketika Asya pun membuka matanya sempurna.

"Kan kita udah nikah, kok masih sekolah?" Tanya Asya dengan suara seraknya.

"Iya, nikah kita itu nggak sengaja. Jadi kita merahasiakan pernikahan kita" Jawab Rendy dianguki Asya. Mereka segera berdiri dan pergi mandi untuk bersiap.

Tiga puluh menit berlalu, kini keduanya sedang berjalan disepanjang koridor merah putih. Asya berjalan dengan digandneg Rendy. Keduanya sama sama berdiam diri, tanpa seutas kata apapun.

Rasanya canggung untuk bertanya kepada Rendy tentang kehidupannya dahulu. Begitu juga Rendy, ia bingung harus memulai dari mana.

"Asya! Lo kemana aja sih? Kok nggak sekolah" Teriak Bella berlarian bersama Abiya dan Raka. Mereka menghampiri Asya dengan seribu pertanyaan.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang