Hari-H

2.2K 303 14
                                    

Hari ini adalah hari dimana Asya sangat sedih dan takut. Sungguh pernikahan ini tak pernah terfikir kan sebelumnya.

Kali ini Asya benar-benar sangat cantik dengan gaun rancangan bunda nya sendiri.

"Udah siap sya?" Tanya bunda memasuki kamar Asya.

"Akarr mana bund?" Asya kembali bertanya. Di hari pernikahannya harus ada akarr kesayangannya itu.

"Ada dibawah, dia bela belain ngga masuk loh demi kamu" Jawab bunda mendekati Asya.

"Bunda, Asya nikah sama akarr aja yah!" Rengek Asya.

"Huffft ya gak boleh dong! Udah sekarang jangan gini nanti make up kamu luntur loh" Ujar bunda.

"Ayo turun acaranya sebentar lagi dimulai, keluarga Rendy juga sudah dibawah" Ucap bunda lagi.

Asya hanya mengiyakan dan segera berjalan menuju acara pernikahannya. Di acara itu Asya tak mengundang satu pun temannya kecuali Raka.

"Duduk" Ucap bunda dan Asya segera duduk disamping Rendy yang tengah menatapnya. Entah itu tatapan kagum atau tatapan lainnya.

"Bisa dimulai?" Tanya bapak penghulunya.

Asya pun mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Rendy dan bisa membisikkan sesuatu.

"Nanti salahin ya ijab kabulnya" Bisik Asya dan diangguki oleh Rendy.

"Sudah siap?" Tanya bapak penghulunya lagi. Dan Rendy hanya menganguk siap.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan saudara Rendy Alviano Diafakhri bin Ghofur Diafakhri dengan seorang gadis bernama Asyilla Syahla Quenata binti Hendra wijayanto dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang senilai lima milyar dibayar tunai"

"Saya Terima nikahnya Asyilla Syahla Quenata binti Hendra wijayanto dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang senilai lima milyar dibayar tunai" Dengan mantapnya Rendy mengucapkan ijab kabul membuat Asya ingin saja berteriak sekencang kencangnya ditelinga Rendy.

"Bagaimana para saksi? Sah?" Ucap bapa penghulu itu.

Dan dengan mudahnya mereka menjawab, "sah"

"Asya cium tangan suamimu" Ujar bundanya. Dan Asya pun segera meraih tangan Rendy dan menciumnya. Rendy pun dengan sigapnya langsung mencium kening Asya. Oh my good,,,

Huaaaa bunda Asya dicium idiot,,,,, batin Asya ingin berteriak.

Gaun rancangan bunda khusus buat Asya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaun rancangan bunda khusus buat Asya

Malam itu Rendy masih dirumah Asya, untuk malam pertama mereka ada dirumah Asya.

"Nanti lo tidur diluar" Ujar Asya seenaknya.

"Gue ini suami lo, dan gue harus tidur bareng lo" Jawab Rendy merebahkan tubuhnya di keranjang kesayangan Asya.

"Huaaa, kasur kesayangan gue" Rengek Asya ketika Rendy ada diatas kasurnya itu.

"Bangun lo"

"Ngga mau" Asya memang benar-benar rempong.

"Ya udah lo boleh tidur bareng gue, tapi lo jangan apa apa in gue ya" Ucap Asya sedikit gerogi.

"Serah gue lah, kan lo istri gue" Jawab Rendy terkekeh melihat tingkah Asya.

"Tuh kan, yaudah deh gue tidur sama bunda aja" Asya pun segera beranjak namun Rendy menahannya dan mendekap tubuh mungkil Asya.

"Lepasin"

"Udah diem, mau gue lebih kasar?" Kalimat Rendy membuat Asya terdiam. Kini Asya menutup matanya rapat untuk tidur. Dari pada nanti Rendy berbuat macam macam.

Setelah Asya terlelap Rendy memandangi wajah mungil istrinya itu.

"Benar-benar polos" Ucap Rendy terkekeh.

Pagi itu Asya terbangun dengan tertutup selimut.

Apa ini? Guling gue kok jadi keras!

Kok kaya' berkeringat.

Kok kotak-kotak kaya' tahu.

Asya pun membuka selimutnya, ia melihat Rendy yang masih tertidur pulas. Bagi Asya ini tidak mungkin tapi inilah kenyataannya.

"Huaaaaa bunda, guling Asya napas" Teriak Asya dan mendorong tubuh Rendy begitu saja, hingga membuat Rendy tergelundung dan jatuh dari ranjang.

"Ada apa sih sya?" Ujar Rendy kesal. Pagi pagi Asya sudah suruh saja.

"Bundaaaa kenapa ada idiot dikamar Asya? Dia juga ngga pake baju lagi" Teriak Asya lagi.

"Jangan teriak, bunda udah ke butik" Rendy segera bangun dan duduk disisi Asya.

"Ngapain lo tidur sama gue?" Tanya Asya kebingungan.

"Lo lupa kalau gue suami lo?"

"Suami?"

"Iya, lihat tuh" Jawab Rendy memperlihatkan figura besar yang ada dinakas.

"Ini ngga mimpi kan?"

"Serah lo deh sya" Rendy mengusap kasar wajah tampannya itu. Sedangkan Asya hanya berdiam meratapi nasibnya itu.

"Tumben lo ngga ngedengkur sama ileran?" Ucap Rendy membuka suara.

"Gue begitu kalau lagi capek doang" Jawab Asya dengan nada kesal.

"Yaudah gue mau mandi dulu" Rendy segera berdiri namun Asya segera berlari menuju kamar mandi.

"Ga boleh, harus gue duluan"

"Dasar bocil" Cibir Rendy mengalah.

Dulu Rendy memang benci dengan Asya, namun mau bagaimana lagi kini Asya adalah istrinya, tanggung jawabnya. Kalau Asya kenapa napa pasti Rendy yang akan dimarahi papanya karena ngga becus ngurus Asya.

"Lama banget mandinya" Ujar Rendy ketika Asya keluar dari kamar mandi.

"Bacot" Sinis Asya.

"Untung lo cewek, kalau cowok udah gue gantung lo" Ujar Rendy kesal.

"Emang gue takut" Jawab Asya menantang.

Rendy hanya mendengus kesal dan segera memasuki kamar mandi.

Apa apa an ini, semuanya warna pink.

Apa ini? Ujar Rendy memegangi celana dalam Asya yang tertinggal.

Heuh,,,, Rendy pun melemparkan dalaman Asya itu ke sembarangan tempat dan segera mandi dengan benar.

Setelah selesai Rendy pun keluar, disana ia melihat Asya sedang bercermin dan bernyanyi tak jelas.

"Lain kali kalau habis mandi langsung masukin mesin cuci dalamannya" Kalimat Rendy berhasil membuat Asya melongo.

"Dalaman gue ada yang tertinggal?" Tanya Asya menatap Rendy.

"Nih" Jawab Rendy sembari memperlihatkan celana dalam berwarna pink itu.

"Huaaaa balikin sini" Asya pun berlari dan menyahut celana dalam nya itu dan kembali masuk ke kamar mandi. Sedangkan Rendy kini hanya terkekeh melihat tingkah konyol Asya.

"Lucu juga istri gue" Ucapnya disela tawa kecilnya.

Rendy hanya bisa mengingat hal konyol dari Asya. Rendy ingat jelas wajah Asya yang sangat malu dibuatnya. Menurut Rendy menikah dengan Asya tidak terlalu buruk. Ia bisa membuat Asya menderita sesuka hatinya.

_mager_

MAGER [END]Where stories live. Discover now