Asya dan Rendy (extra part)

661 50 4
                                    

Sudah lama sejak mereka menyelesaikan permasalahan yang sangat rumit. Bukankah mereka harus berbahagia? Tentu saja. Saat seseorang bersedih tidak akan selamanya bersedih. Tuhan itu adil, tidak mungkin memberi kesedihan dan lupa memberi kebahagiaan.

Seperti saat ini, pasangan yang sudah cukup lama bersama itu sekarang sedang bahagia. Setelah masalahnya yang sangat menyebalkan, akhirnya semuanya terpecahkan.

"Sudah lama sekali gue duduk di sini sendiri," ucap Asya yang merasa lelah menunggu Feyra dan Raka.

Hari ini mereka mempunyai janji untuk jalan bersama. Sebenarnya tujuan mereka bukan jalan-jalan saja, melainkan juga untuk mengerjakan tugas dari sekolah mereka. Sangat sibuk, sangat menyedihkan, dan sangat menyebalkan. Hanya itulah yang ada di pikiran Asya sekarang.

Sudah hampir satu jam Asya menunggu, sedangkan Raka dan Feyra belum juga datang.

"Aku harus menyingkirkan kepala mereka, jika mereka datang!" ucap Asya lagi.

Asya segera meraih ponselnya di dalam tas. Sebuah pesan yang ditujukan kepada Feyra agar cepat datang itu sama sekali tidak ada gunanya. Bukan karena Feyra tidak membacanya, melainkan karena pesan itu tidak terkirim karena Asya tidak punya kuota.

"Kok nggak terkirim? Kuota habis? Terakhir isi kuota kapan ya?" beberapa pertanyaan Asya untuk dirinya itu membuat orang yang lewat bingung.

"Ahhhh, gue ingat. Terakhir isi kuota kan satu tahun yang lalu," ucapnya dengan mengangkat jadi telunjuknya.

"Bukan-bukan! Bulan lalu kan singa idiot isi kuotanya, kok udah habis sih? Emang ya nggak punya akhlak ini hp, boros banget dahhhh!" ujar Asya kesal sendiri dengan ponsel yang di genggamannya.

"Kenapa salahin hp sih? Kan lo sendiri yang tiap hari maraton drakor, nggak ingat kemarin mata bengkak gegara satu hari dua puluh episode?" sahut Rendy yang baru saja datang menghampiri Asya. Sebenarnya Rendy sudah lama memperhatikan Asya, namun karena Rendy sangat suka melihat ekspresi Asya yang menggemaskan jadi ia pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri asya.

"Singa idiot, minta hotspot dong!" rengek Asya sembari menyatukan kedua telapak tangannya.

Tidak pikir panjang, Rendy pun segera memberikan ponselnya kepada Asya. Setelah mendapatkan yang dia mau, akhirnya Asya segera menghubungi Feyra. Walaupun tetap tidak ada jawaban tapi Asya tidak mau menyerah.

"Bangsattt, woi udah burik nggak guna. Hancurlah kau wahai hp nggak ada akhlak!" Sepertinya aku salah! Oke, Asya akhirnya menyerah dan membanting kedua ponsel yang ada ditangannya. Ia benar-benar marah karena tidak ada jawaban dari Feyra.

Seketika Rendy pun terkejut dengan Asya. Bukan hanya Rendy, namun juga orang-orang sekitar yang melewati nya. Rendy benar-benar tidak habis pikir dengan istrinya yang kini sedang emosi. Jelas saja itu bukan salah ponselnya, namun Asya marah kepada ponsel yang tidak tau apa-apa.

"Heiii, singa idiot!" panggil Asya dengan ekspresi marahnya. Sedangkan Rendy hanya mengangkat sebelah alisnya untuk menjawab Asya.

"Besok beli hp yang kalau ngirim pesan langsung dibalas oke," ucap Asya membuat Rendy mendengus.

"Asya, sayangku, cintaku, manisku, unyu-unyuku, sebenarnya aku mau marah tapi karena kamu Asya jadi aku tahan." ucap Rendy dengan memaksakan senyumannya.

"Kenapa?"

"Ya karena itu bukan salah hpnya! Feyra sama Raka yang salah karena gak balas. Besok kalau ketemu penggal aja kepalanya biar kapok, oke..!" jawab Rendy sedikit kesal.

"Huaaa, jadi itu salah Feyra sama Raka? Bukan salah hpnya gitu? Aaaa, udah terlanjur hancur lagi hp gue. Besok beliin ya!" ucap Asya merengek dan memasang wajah kalemnya.

MAGER [END]Where stories live. Discover now