Rintik 4: Angan dan Harapan

326 50 62
                                    

In three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on.

- Robert Frost

❁❁❁

"Kak Kendra! Besok kita mau ke taman safari. Kak Kendra mau ikut, gak?"

Gue pikir Kak Kendra akan menolak ajakan gue atas ide Kak Shelma yang mengajak kami semua ke taman safari. Ternyata enggak, Kak Kendra langsung mengiyakan ajakan gue dan bertanya siapa aja yang akan ikut.

"Boleh. Udah lama juga kita enggak ke safari, La."

"YEYY, ASIKK." teriak gue spontan ketika mendengar Kak Kendra langsung mengiyakan ajakan gue. Bahkan Kak Shelma yang lagi di kamar juga sampai sedikit kaget dengarnya.

"Sama siapa aja perginya?"

"Anak-anak rumah, terus ada Danu sama Daniel juga. Danu cowoknya Naresya, kalau Daniel temennya Lana," jelas gue pada Kak Kendra yang belum pernah bertemu dengan Danu dan Daniel.

"Oke deh, besok Kakak langsung ke kontrakan kamu, ya. See you tomorrow, Lala."

"See you, Kak!"

Saat sambungan telepon terputus, Kak Shelma enggak berhenti-berhenti menatap gue dengan tatapan yang ... aduh Kak Shel lo kenapa natap gue kaya gitu?

"Kenapa Kak Shel?"

"Hah? Enggak, gak ada apa-apa. Gimana, Kak Kendra jadi ikut?"

"Jadi!" ucap gue penuh semangat.

❁❁❁

Semua anak-anak langsung serentak bilang makasih ketika Kak Shelma, Kak Kendra, dan gue selesai membayar tiket dan memulai perjalanan kita semua di dalam taman safari.

Oh, enggak lupa dengan insiden berdebat untuk membayar tiket karena Kak Kendra memaksa untuk membayar delapan tiket ini sendirian. Yang pada akhirnya tetap aja Kak Kendra bayar lebih banyak dibanding gue dan Kak Shelma.

"Eh ... Iris pengen lihat panda deh nanti. Itu bayar lagi gak sih?" Iris langsung sedih pas dikasih tahu Danu kalau lihat panda harus bayar lagi.

Jadi gue menghiburnya dengan bilang kalau kita bisa lihat baby zoo sama burung-burung. Kak Shelma juga bilang kapan-kapan lagi kita lihat pandanya.

"Dan, Dan! Ada temen lo nih!" Lana heboh sendiri pas lihat beruang.

"Temen gue kan elo, Lan. Berarti itu elo, HAAII LANAAA!" Balasan Daniel langsung mendapat pukulan ringan dari Lana yang enggak terima.

"Rusanya lucu banget," ucap Iris sambil menatap lekat-lekat rusa yang ada di luar mobil.

"Nih zebra kok gak minggir-minggir sih?! Tar ketabrak gimana?" protes Lana saat melihat gerombolan zebra di depan jalan.

"Kan bawa mobilnya di sini juga harus pelan, Lana," jawab Kak Kendra sambil ketawa pelan.

"Eh iya juga ya, hehehehe," ucap Lana pelan.

Karena gue duduk di belakang, gue jadi enggak tahu ekspresi Kak Kendra. Padahal gue penasaran banget gimana reaksi pergi sama anak-anak yang mostly umurnya lumayan jauh sama Kak Kendra. Pasti daritadi kerjaan Kak Kendra cuma senyum sambil geleng-geleng kepala lihat anak-anak.

"Dih Lana, lo kok di sana?" Daniel menunjuk sesuatu di luar sana. Sehingga kita ikut menengok ke arah pandangan Daniel. Ternyata yang Daniel lihat itu orang utan.

"Apaa-apaan lo?! Enak aja samain gue sama orang utan!" Dan Daniel kembali mendapat pukulan ringan dari Lana.

❁❁❁

Playlist: GemercikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang