Rintik 21: Tentang Hujan

165 24 22
                                    

Maybe there's more we all could have done, but we just have to let the guilt remind us to do better next time.

- Veronica Roth

❁❁❁

"Lo keberatan gak Lyn kalau ketemu sepupu gue sebentar?"

Gue mendongak ketika mendengar pertanyaan Devian seusai Galaxy turun dari panggung. Kita memutuskan untuk berhenti menonton karena Galaxy pun udah selesai perform. Lantas gue langsung menggeleng karena gue memang enggak merasa keberatan.

"Takutnya elo jadi gak nyaman, tapi gue juga enggak mau ninggalin lo sendirian lagi."

Wajah khawatir Devian masih terekam jelas di otak gue sehingga gue kembali merasa bersalah. Namun, seakan bisa membaca pikiran gue, Devian cepat-cepat membuka suara.

"Lyn, gue sama sekali enggak kerepotan dan enggak keberatan cari elo tadi. Gue cuma enggak mau lo ketemu orang-orang gak jelas kaya gitu lagi."

Gue langsung mengangguk patuh kemudian mengikuti langkah kaki Devian untuk menemui sepupunya. Langkah kakinya masih selebar yang tadi, tapi Devian memperlambat jalannya supaya gue enggak ketinggalan.

"Sepupu lo kuliah di sini?" tanya gue ketika kita sampai di parkiran.

"Oh, enggak, tapi dia lagi dateng ke sini," sahutnya santai.

Dari kejauhan, gue melihat seseorang melambaikan tangan kanannya pada Devian. Ketika jarak semakin dekat, gue kaget bukan main. Bener-bener ya emang, suka banget ngagetin orang. Ini kalau enggak kaget, kayanya bukan manusia. Atau ini cuma gue yang lebay sendiri karena kebetulan suka?

"Sepupu lo ... MEMBER GALAXY?!" tanya gue heboh dan kaget.

"Oh, iya, yang kembar sepupu gue," jawabnya super duper santai.

Melihat dia yang sibuk tertawa kecil karena gue heboh kaya gini, gue langsung paham kenapa tadi pas Galaxy perform dia enggak menggebuh-gebuh nontonnya kaya yang lain. Orang gitaris sama bassist-nya aja sepupu dia.

Devian ini ya, emang top banget deh yang lain mah bengbeng kalau buat orang kaget. Enggak cuma tingkah laku dan sifatnya, tapi juga hal-hal yang ada di sekitarnya. Selain karena dia adiknya Kak Reynan, founder Metta Karuna, waktu itu bisa-bisanya dia suruh gue datang ke acara CSR di saat gue bukan bagian tetap apalagi penting di Metta Karuna.

Nah, terus sekarang, dia dengan santainya mempertemukan gue dengan orang yang notabenenya artis cuy, bukan tetangga komplek sebelah masalahnya nih.

"Ke rumah lah, enggak menerima gue titip-titip gini." Gue mendengar Devian protes ketika mengambil sebuah paper bag berukuran sedang.

"Belum sempet, tapi kita udah keburu janji sama Sandra. Mumpum lo ke sini juga, yaudah kita kasih ke lo aja. Punya Adley sama Sheena pun minta tolong Alben ambil ke studio." Yang ini masih suara gitaris Galaxy.

"Elo gak sopan banget anak orang dibiarin bengong nungguin lo ambil titipan. Eh, tapi tumbenan banget, Dev?" Yang ini, udah beda orang. Yang menyahut bukan lagi gitaris Galaxy, tapi bassist-nya. Gue yang dari tadi kebetulan cuma diam aja sampai kaget mendengar responnya sambil melihat ke arah gue.

"Orang mau kenalan juga enggak jadi kalau elo kaya preman gitu," sahut Devian.

Melihat dua sepupunya itu saling adu mulut, Adriel─nama gitaris Galaxy─langsung maju selangkah dan menyodorkan tangannya. "Gue Adriel, salam kenal. Yang berisik itu Elvino namanya."

Ya gimana ya, sebenarnya enggak usah mengenalkan nama juga gue udah tahu banget ini dua orang di depan gue namanya siapa.

Gue membalas jabatan tangan milik Adriel. "Delyn, salam kenal juga."

Playlist: GemercikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang