Sakti 27

274 42 16
                                    

Jangan lupa vote, coment, and share 🖤

Ramein part ini biar updatenya cepet 😆

°°°

Sakti bersiul senang. Menyisir kembali rambutnya agar terlihat lebih rapi. Cowok berhoodie cokelat muda itu tersenyum lebar.

"Ganteng banget gue, kayak bokap," ucapnya percaya diri, meskipun pada kenyataannya memang benar. Dia ganteng.

"Omo! Muji diri sendiri!" seru Cika bersandar di daun pintu kamarnya. Anak kecil itu menutup mulutnya, pura-pura shock.

Sakti mendengkus, lantas berujar sinis. "Orang jelek sirik!"

"Idih, kayak paling ganteng aja!" Cika balas mengatai Sakti.

"Emang ganteng," gumam Sakti.

"Mau ke mana sih?" Kepo Cika.

"Anak kecil gak boleh tau, dilarang keras," ucap Sakti. Cowok itu mengambil dompet, ponsel dan juga kunci motornya.

"Eh, pake motor atau mobil, ya?" Dia bertanya pada diri sendiri.

"Mau jalan sama siapa emang? Tumben banget bingung," sahut Cika, namun diabaikan oleh Sakti.

"Kayaknya enak naik motor," putus Sakti berjalan menuju pintunya yang dihadang oleh Cika.

"Minggir!"

"Nggak mau!" Anak itu menggeleng kuat.

"Ck. Jangan kayak anak kecil Cika!" ucap Sakti dengan tegas.

Cika mencebik. "Padahal kakak yang sering bilang Cika kayak anak kecil," ucapnya membuat Sakti menghela napasnya.

"Cika yang cantik, minggir, ya? Kakak telat nanti," ujarnya meminta.

"Nanti pulangnya beliin martabak keju, ya?" pintanya dengan puppy eyes.

"Iya, nanti beli dua loyang," jawan Sakti mengacak rambut Cika dengan sayang.

"Makasihhhh! Sayang Kak Tama banyak-banyak!" ucapnya, seraya memeluk Sakti.

"Dah, minggir," ucap Sakti.

"Janji ya?!" teriak Cika.

"Iya!"

Sakti pikir, urusannya selesai, namun ternyata tidak. Karena sekarang dia sudah berhadapan dengan orang yang juga dia sayang.

"Mau ke mana?" terornya memicingkan mata.

"Main," jawab Sakti.

"Ck. Nggak ada main, sini aja temenin gue. Masa iya lo pergi, gue baru dateng juga!" Cewek itu mencebik.

"Duh, sorry, Ca. Gue nggak tau kalau lo mau dateng, dan ... Gue juga udah janjian. So, gue nggak bisa batalin gitu aja," jelas Sakti.

Cewek bernama Ica itu mendelik tak terima. "Jadi gue udah nggak penting? Lo milih main daripada sama gue?"

"Bukan gitu, masalahnya gue udah jan---"

"Janji sama temen lo juga 'kan? Batalin aja!"

"Eh, mana bisa gitu lah!" tolak Sakti tak terima. "Bisa gagal acara pdkt gue," batinnya.

"Bisa. Sini ponsel lo, biar gue yang nelpon!" pinta Ica setengah memaksa.

"Nggak!" Sakti menolak dengan berjalan mundur, mengambil jarak.

"Fiks, lo---"

"Gue mau pdkt ah, Ca, jangan ganggu dulu. Ini susah loh gue ajak dia, masa mau batalin gitu aja," ucapnya menggerutu.

SAKTIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora