LIMA

238 115 5
                                    

📍Di kediaman Jendral Hendry

Hari masih terbilang cukup pagi, Jendral Hendry dan Istrinya sedang menikmati waktu luang untuk sekedar mengobrol dan bercerita, di belakang rumahnya dengan di temani beberapa cemilan kecil.

Suasana disini sangat sepi, Anak mereka yang berusia 24 tahun tengah menjalani pendidikannya di Amerika. Mereka hanya berdua dengan penjaga dan pembantu di rumah ini. Udara disini begitu sejuk karena banyak pepohonan yang tumbuh di dekat rumah.

"Sepertinya ketiga bocah itu sedang menuju kesini" Ucap Hendry setelah menyeruput kopi hitamnya.

"Benarkah? Sudah lama aku tidak memeluk mereka bertiga. Oh.. Bagaimana kau tau mereka akan kesini?"

"Kemarin aku dan Andika menyuruh mereka kabur dari Asrama, un--"

"Apa?! Kabur?! Kenapa kau menyuruh mereka melakukan hal nakal?"

"Dengarkan aku dulu! Kau ini selalu memotong ucapanku" Hendry berdecak kesal

"Baiklah, kalau begitu jelaskan!" Pinta sang Istri.

"Kau tau saat ini keadaan negara kita sedang lemahkan? Banyak koruptor yang berkeliaran di pemerintahan, dari pihak KPK pun sepertinya terdapat beberapa pengkhianat.

Kita tidak bisa bergerak leluasa untuk menangkap para tikus itu. Bahkan para penyelidik KPK yang bertugas di kasus ini selalu menghilang dan esoknya di temukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sepertinya para koruptor itu bekerja sama dengan Penjahat kelas atas.

Dan kemarin lusa, Vikri memberiku saran untuk membuat team khusus yang anggotanya gabungan dari Militer, KPK dan kepolisian yang sangat terlatih. Bukankah ini terlihat cukup kuat? Vikri, Jaka dan Miftah akan ikut serta dalam kasus ini. Sudah saatnya mereka keluar dari persembunyiannya.

Mungkin mereka kesini untuk bertanya alasan aku dan Andika menyuruh mereka kabur dari asrama." Hendry menjelaskan panjangnya lebar kemudian terkekeh kecil.

"Apa mereka bertiga akan baik baik saja?" tanya Sang Istri Khawatir.

Mau bagaimanapun juga ia seorang Ibu, mengetahui tiga bocah yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri akan turun langsung menghadapi hal yang berbahaya, pastinya ia akan langsung khawatir!

"Kenapa kau khawatir? Bukankah kau pernah melihat mereka ketika berlatih?"

"kau tenang saja, istriku. Mereka sudah pernah menjalankan misi yang lebih berat dari pada ini, jadi kau tidak perlu khawatir" lanjut Hendry menenangkan, ia tau betul kekhwatiran sang Istri.

"Hhmm.. baiklah, aku akan ke kamar sebentar untuk menggambil Handphoneku" Pamit sang istri masih terbalut rasa khawatirnya, lantas ia berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Hendry yang sedang menikmati kopinya.

Jendral Hendry tiba-tiba mengingat awal pertemuan yang mengejutkan dengan salah satu bocah yang sedang menuju ke rumahnya ini, yakni Vikri.

Mari kita kembali ke kejadian 11 tahun yang lalu! 🤔

DORRR! DOR!!
DORR!!

Suara peluru memekik telinga bagi siapapun yang mendengar. Di tengah-tengah kota Jakarta terdapat Gedung besar yang terbengkalai, terlihat sudah tidak di lanjutkan lagi Kontruksinya selama bertahun tahun.

BLUXZEIR Where stories live. Discover now