EMPAT

242 121 5
                                    

Vikri memanjat pohon tersebut dan duduk menyender di batang pohon yang lumayan besar, ia lantas memainkan game di handphonenya sembari menunggu kedua temannya.

"Ssshh, alien jelek itu!!" Jaka berdesis pelan, dia segera memakai sepatu kulitnya dengan cepat tanpa memperdulikan Miftah yang sedang rebahan. Miftah mengernyitkan dahinya bingung akan kelakuan siluman kelinci di sampingnya ini.

"Kenapa kau buru-buru? Bukankah kita sudah sepakat untuk membuat alien itu menunggu lama?"

"Tidak untuk hari ini, cepat bersiap!! Jika kita tidak sampai dalam 10 menit, aku tidak pernah bisa mendapatkan Robot itu kembali."

"Itu hanya sebuah robot, kau bisa membelinya lagi,"

"Robot itu hanya diproduksi 3 buah saja di dunia!! Terserah kau saja, aku duluan ya!" ucap Jaka berdiri dan berlari sembari memakai jaketnya menuju keluar rumah.

"JAKA TUNGGU! Ck anak ini." Miftah berteriak dan ikut berlari menyusul Jaka.

Mereka berdua masing masing mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi, demi mengejar waktu. Mana mungkin mereka bisa sampai dalam 10 menit jika dengan kecepatan normal?

Miftah berdecak kesal melihat Jaka yang berada tak jauh di depannya itu menyalip beberapa kendaraan dengan cepat, walaupun jalanan terbilang cukup sepi, hanya beberapa kendaraan saja yang melintas. Tapi Bagaimana bisa hanya karena sebuah robot, anak itu mempertaruhkan nyawanya?!

••

Sesampainya di sana, mereka menemukan motor sport Vikri yang terparkir di pinggir jalan tanpa pengemudinya. 'Kemana dia?' pikir keduanya.

Mereka mematikan Mesin dan turun dari motor, mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Namun tidak menemukan kehadiran siapa-siapa.

Miftah dan Jaka melepas helm yang bersarang di kepala dan meletakkannya di atas motor.

"Apa menurutmu, dia sudah kesana lebih dulu?"

Miftah menggelengkan kepalanya menjawab, "Tidak mungkin."

Ya memang tidak mungkin Vikri meninggalkan motor kesayangannya itu. Bahkan jika motor itu mogok, ia lebih memilih menuntunnya sampai ke bengkel daripada meninggalkannya.

Bagi Vikri, motor sport kesayangannya ini sangat berharga. Kenapa? Karena yang membelikan motor ini adalah Jin Hyung. Walaupun Jin hanya di suruh oleh Nenek untuk membelinya, tapi bagi Vikri itu sangat berharga.

"Masih ada 35 detik sebelum 10 menit berakhir," ucap seseorang di atas pohon. Lantas mereka berdua mendongakkan kepalanya ke atas melihat Vikri yang sedang menyender di atas pohon sambil memainkan game di handphonenya.

Jaka berdecak, "Wahh.. Kau terlihat mirip dengan hewan yang menyukai pisang itu," ledek Jaka menyilangkan tangan di depan dada, menatap Vikri dengan senyum jahilnya. Vikri menaikan sebelah alisnya karena tidak terima, sedangkan Miftah yang melihat itupun hanya menghela nafas pelan.

Akan terjadi perdebatan panjang jika ini tidak dihentikan. Sifat Jaka yang menjengkelkan dan selalu mencari kesempatan untuk meledek Vikri membuat Vikri selalu tidak terima. Miftah yang paling normal dan sabar, ia selalu menjadi pemisah diantara pertengkaran kedua temennya itu.

Melihat Vikri yang akan membuka suaranya, lantas Miftah lebih dulu berbicara, "Bukankah lebih baik kita berangkat sekarang?"

Vikri mengangguk, ia mengurungkan niatnya untuk berdebat dengan Jaka saat ini, mungkin lain kali. Vikri melompat dari atas pohon dan berjalan mendekati motornya.

"Hm.. Apa sebaiknya kita balapan seperti dulu lagi?" tanya Vikri.

Jaka dan Miftah lantas mengangguk setuju dan mereka bertiga menaiki motornya masing masing.

Tidak ada salahnya bukan? Lagipula jalan menuju rumah Jendral selalu sepi, jarang ada kendaraan lain yang berlalu lalang.

Vikri berada di kiri, Jaka di tengah sedangkan Miftah disebelah kanan. Mereka menyalakan Mesin motornya masing-masing.

"Yang paling terakhir sampai, dia yang akan membersihkan kamar selama seminggu!" ucap Jaka dengan percaya diri menatap ke arah depan sedangkan Vikri dan Miftah, keduanya saling menatap kemudian mengangguk bersamaan.

Jaka mulai menghitung, "Satu.. du---"

Wushhh..

Vikri dan Miftah lebih dulu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Jaka yang terdiam terkejut.

"APA APAAN?! CURANG SEKALI KALIAN!! HEY!!" Jaka berteriak kesal dan ikut melajukan motornya dengan cepat untuk menyusul mereka.

Brrromm:v

•••

BLUXZEIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang