CHAPTER 14

1.1K 252 30
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Saburo kembali teringat soal yang belum ia tuntaskan. Namun aneh soal itu telah terisi, dan saat Saburo mengecek jawabannya serta cara yang digunakan, semuanya benar.

Ini tentu bukan tulisannya ataupun tulisan kedua kakak laki-laki nya. Dan mustahil juga jika kedua kakaknya dapat mengerjakan ini yang merupakan contoh soal olimpiade matematika mahasiswa tahun lalu.

Jika Jiro mungkin dia akan menggambarkan binatang gumpal berwarna pink disusul dengan buku yang kusut berkat ilernya. Dan jika Ichiro mungkin si sulung akan menyerahkannya kembali secepatnya pada Saburo dengan hanya diisi oleh kata-kata semangat.

Satu nama terlintas dibenaknya.
" Amayado-san?"

" Tapi kapan?"

Saburo berusaha mengingat-ingat peluang saat dimana [Name] dapat menyentuh bukunya.

Ingatan 2 hari lalu saat menonton film dimana mereka membelakangi [Name] lah yang muncul, dan itu cukup masuk akal untuk Saburo.

Saburo merebahkan kepalanya pada sandaran kursi, mengangkat tinggi-tinggi buku tulis itu.

" Bagaimana cara dia mengerjakannya?"

°°°°°

Tangan Saburo berhenti sebelum benar-benar menyentuh daun pintu. Tubuhnya tiba-tiba menjadi keringat dingin, rasa gugup mendorong Saburo untuk mengurungkan niatnya, dia pun berbalik dan menjauh dari pintu kamar [Name].

Saburo berhenti melangkah. Meruntuki dirinya sendiri yang sedang lebih saat ini.

" Kenapa kau jadi pengecut Saburo!" Ujarnya pada diri sendiri, Saburo melirik pintu kamar [Name], sebenarnya dia ragu, namun untuk membuktikan dia dapat mempertahankan tujuannya Saburo akhirnya kembali.

Jemari lentik pemuda itu mengetuk pintu kamar [Name], tak berselang lama di susul dengan knop pintu yang berputar.

[Name] muncul dengan wajah terkejut karena kali ini ia menemukan Saburo berdiri di depan kamarnya.

Namun rasa terkejut itu beralih dengan raut khawatir karena wajah Saburo tampak merah tidak seperti biasanya. [Name] berpikir apakah anak itu terserang demam lagi.

" Saburo-san apa kau sakit?" Tanya [Name], tangannya refleks hendak menyentuh kening Saburo jika saja tidak ditepis anak itu.

" Aku baik-baik saja." Balasnya salah tingkah.

[Name] segera menarik kembali tangannya, menyembunyikan di belakang tubuh. Ia memasang senyum lembut. " Ah maaf aku refleks. Ada apa?"

Saburo menunjukkan bukunya. " Apa kau yang mengisi ini?"

[Name] membenarkan dalam hati karena itu memang tulisannya,
[Name] kembali meruntuki dirinya sendiri yang sering kali mengulangi kesalahan yang sama. Seharusnya dia menahan diri dari niatnya yang ingin membantu karena Saburo tampak kesulitan, jika ia menawarkan niatnya secara langsung Saburo pasti menolak, namun pilihannya secara diam-diam berharap tersamarkan oleh Jiro dan Ichiro rupanya tidak berjalan mulus.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang