CHAPTER 26

1K 223 92
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Keempat orang itu mampir di sebuah taman untuk anak remaja atas permintaan Ichiro, dimana tempat tersebut dipenuhi oleh tulisan grafity dan pipa beton sedang yang disusun membentuk segitiga agar bisa diduduki. Tempat ini adalah tempat yang biasa Yamada bersaudara kunjungi walau hanya sekedar singgah memikirkan sesuatu.

Tempat yang dikhususkan untuk anak-anak yang suka mencorat-coret dinding dengan piloks untuk menciptakan sebuah mahakarya, termasuk ketiga anak laki-laki Yamada secara diam-diam suka melakukan hal tersebut tanpa sorotan media, namun sayang hari ini mereka tidak membawa peralatan-peralatan tersebut. Itu karena tempat ini menjadi salah satu tempat untuk menyalurkannya secara legal dan menjadi sebuah pameran di pinggir Kota Ikebukuro.

[Name] memandang sekelilingnya dengan perasaan kagum begitu melihat lukisan warna-warni pada tembok. Sedangkan Jiro dan Saburo tampak biasa saja.

Ichiro memilih memanjat puncak tertinggi dari pipa dan duduk di sana, membiarkan ketiga adiknya mencari tempat masing-masing. Laki-laki 19 tahun itu merogoh permukaan dalam hingga menemukan benda yang ia cari dan mengantonginya.

" Aku tidak pernah bolos sebelumnya. Ichi-nii ayo pulang saja nanti akan ada yang mempergoki kita bisa repot." Ujar Saburo.

" Waktu pulang sekolah sudah berlalu sejak lama Saburo." Jawab Ichiro sambil membaca selembar kertas di atas sana. Jiro dan Saburo tau itu pasti dari klien mereka sehingga keduanya tak terlalu mempertanyakan lagi mengapa Ichiro mengajak mereka ke sini.

Saburo menghela nafas kalah debat dengan kakaknya, sedangkan Jiro dan [Name] tampak menikmati saja walau angin sore semakin dingin, membuat [Name] mengeratkan jaket yang dipinjamkan Ichiro.

" Keluyuran seharian bersama nii-chan saat masih mengenakan seragam sekolah itu luar biasa." Komen Jiro dengan nada bangga membuat Saburo dongkol, untunglah mereka selalu membawa masker kemanapun untuk menutupi wajahnya mereka, tak lupa melepas atribut yang membawa nama sekolah kecuali celana dan rok yang mereka kenakan

" Hahahaha hanya untuk hari ini, jangan melakukannya besok-besok!"

Saburo melirik Jiro dengan senyum mengejek. " Hah, Jiro pasti tergoda untuk melakukannya lagi Ichi-nii." Adu anak itu.

Urat dahi Jiro tertarik, sejak tadi adiknya yang satu itu sepertinya memang sedang mencari masalah dengannya.

" Kenapa jadi aku? Apa jangan-jangan kau masih sebal dan malu dengan kejadian tadi?"

Saburo melotot, " Kenapa kau bahas lagi?!"

Jiro tertawa remeh sebelum wajahnya berubah menjadi lebih menyebalkan daripada biasa dimana alisnya tertaut tinggi-tinggi ditambah senyum menyebalkan. " Itu karena lucu melihatmu menangis seperti bayi seakan bilang 'Jirroooo jangan tinggalkan aku.' "

" A-apa?! Jangan PD!"

" Aku kecewa padamu, buahahahahahahok." Jiro memegangi perutnya yang terasa keram mendapat pukulan telak dari Saburo.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang