Epilog

745 107 11
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD

STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••


Bunyi nyaring bel sekolah menandakan berakhir nya runtutan pelajaran hari ini.

Pandangan Jiro yang semula tertuju pada langit cerah kota Osaka di bulan Februari, beralih pada kepergian guru bahasa Jepangnya.

Akhirnya kegiatan membosankan ini berakhir juga pikirnya. Ia pun lekas merapihkan peralatan tulis yang berserakan di atas meja, padahal sejatinya alat-alat itu ia abaikan bersama dengan pelajaran yang sejak tadi berlangsung.

Remaja 17 tahun itu segera menenteng tasnya bersama bingkisan lain keluar kelas. Berterima kasih pada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun kala mereka berpapasan sepanjang lorong sekolah, dan menolak ajakan pergi dari teman-temannya.

Jiro berjalan ke tempat penyimpanan sepeda, mengambil sepeda gunung biru tua yang terparkir bersama sepeda lain.

Ia mengayuh pedal dengan perlahan begitu keluar gerbang SMA tempatnya bersekolah saat ini.

Namun rasanya dia tidak akan segera pulang, ada sesuatu sejak dua bulan lalu yang ingin dia lakukan.

Walau seorang diri.

Jiro memilih untuk mengitari kota Osaka. Sejauh yang ia lihat hingga saat ini, Osako tak kalah ramai daripada Ikebukuro, kota ini penuh dengan gemerlap lampu neon warna-warni, banyak maskot lucu dan menarik, jika di malam hari.

Dan yang perlu digaris bahawi, kota ini menjadi tempat tinggal baru nya, ya, walau berat harus meninggalkan Ikebukuro. Terlalu banyak kenangan yang tertinggal di sana.

Ikebukuro adalah kota kelahirannya, tempatnya tumbuh berkembang, tempat dimana mereka pernah melewati masa sulit hingga berjaya, tempatnya bekerja, tempatnya bermain, tempatnya memiliki banyak teman yang baik juga asik, dan Ikebukuro adalah wilayahnya.

Dan Jiro akui, dia sangat mencintai Ikebukuro, karena Ikebukuro adalah rumahnya.

Jiro terus memacu pedal sepeda, membiarkan helai demi helai rambut belah tengah itu terhempas ke belakang. Anginnya sejuk.

Jujur, dulu dia sangat jarang menggunakan sepeda, bukan berarti Jiro tidak bisa menggunakan sepeda. tentu saja Jiro bisa, hanya saja, dia lebih senang berjalan kaki ataupun naik kendaraan umum daripada harus membawa kendaraan pribadi. Mungkin karena dia hal yang menjadi alasannya, tidak berbiasa, dan malas mencari tempat parkir yang tidak boleh sembarang menurut aturan Jepang.

Lain dengan Ichiro yang lebih senang menggunakan sepeda dibeberapa waktu, terutama saat laki-laki itu olahraga.

Dan kini Jiro ingin mencoba, dan ternyata seru juga. Sayang, seseorang yang ingin sekali diboncengnya, yang ingin dia ajak berkeliling mengitari kota tempat gadis itu tinggal selama 7 tahun ini, lebih memilih untuk tidur.

Manik hijau-kuning menangkap objek yang menarik saat dia melewati pusat perbelanjaan yang tak asing.

Tempat itu adalah toko kue milik keluarga yang beberapa kali pernah dia kunjungi bersama Jina.

Rem ditekan, laju sepedapun memelan hingga akhirnya berhenti sepenuhnya.

Jiro diam sejenak sebelum akhirnya memarkirkan sepeda.

semilir wangi menyengat bunga menuntunnya untuk menengok, persis di sebelah kanan toko roti itu, terdapat toko bunga yang nampak berwarna-warna juga hijau, terlihat cantik dan segar.

Atarashi Hito✓Where stories live. Discover now