CHAPTER 29

860 184 48
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

" Nii-san menungguku? Padahal nii-san bisa pulang duluan." Ujar [Name], Ichiro mengangkat bahu dan tersenyum ringan.

" Ini sudah hampir malam, lagian nii-san juga baru saja sampai kok sehabis diajak berjudi dengan si Dice."

[Name] mengangguk paham." Dice senpai sudah pulang?" Tanya [Name] kala tak melihat Dice bersama Ichiro.

" Sepertinya dia sedang berjudi lagi." [Name] tertawa kecil mendengar ucapan Ichiro, sedikit yang [Name] tau dari Ramuda dan Gentaro, Senpai nya itu memang gila judi.

[Name] memperhatikan Ichiro dari sudut mata, namun ia tidak dapat melihat mimik wajah laki-laki itu berkat masker yang menutupi sebagian wajahnya, namun dari sorot mata yang tak fokus pada objek yang berada di depan mata, [Name] tebak Ichiro sedang memikirkan sesuatu.

" Nii-san," Panggilnya, Ichiro menengok mendengar panggilan itu dan bergumam kecil untuk menyahutnya.

" Apa Daisu senpai mengatakan sesuatu pada nii-san? Tentang masalalu kami."

Ichiro kembali mengalihkan pandangan pada lampu lalu lintas yang menyala hijau untuk pejalan kaki. Simbol manusia berbadan hijau itu seakan mengisyaratkan pada Ichiro bahwa satu halangan telah berhasil dilewati dan kini mengharuskan mereka untuk melangkah maju untuk terus melangkah menuju tujuan. Seperti saat ini, kepingan demi kepingan muncul satu persatu, kepingan masa lalu dari takdir keluarga kecil mereka yang Ichiro tak ketahui.

" Tidak banyak, dia hanya berkata bahwa kalian membuat keluarga kecil sejak 4 sampai 6 tahun sebelum akhirnya kalian berpisah. Mereka sangat senang bisa bertemu denganmu lagi dan sekarang aku mengerti mengapa mereka sangat protektif padamu."

Mata [Name] membulat, jangan bilang senpai nya menceritakan semua hal yang terjadi pada mereka selama ini. " Ap-apa itu nii-san?"

Tangan Ichiro bergerak menurunkan maskernya untuk menunjukkan senyum lembut pada [Name], berharap [Name] tak perlu terlalu khawatir akan hal-hal lain dengan berlebihan, namun ternyata ternyata ekspresi gelisah yang [Name] tunjukkan tidak berubah.

Dari ke khawatiran [Name] dan cara Dice bercerita dengan hati-hati Ichiro sadar bahwa ada yang mereka sembunyikan, namun Ichiro memilih untuk menunggu, karena dia juga mempunyai posisi yang sama seperti [Name] saat ini, sehingga Ichiro dapat mengerti perasaan adik perempuannya.

" Walau tak memiliki hubungan darah, saudara adalah saudara, kehilangan salah satunya bukanlah hal mudah, mungkin selama ini nii-san sudah salah menilai mereka. Aku berharap bisa bertemu mereka."

Senyum itu belum luntur dari wajahnya Ichiro, selama ini dia memiliki dua orang adik yang selalu menemaninya, ikatan mereka sangat kuat, dia tidak pernah sendiri walau dia memang berjuang seorang diri di dunia yang kejam ini untuk menghidupi adik-adiknya, semua Ichiro lakukan karena Ichiro menyayangi mereka, adik-adiknya, saudaranya, keluarganya.

Namun dari percakapannya dengan Dice sore itu Ichiro semakin mengerti, bukan seberapa kental darah yang mengalir di tubuh mu untuk menentukan siapa yang lebih berhak menyebut dirinya sebagai saudara, namun seberapa besar kasih sayang yang dicurahkan hingga membuat sebuah ikatan persaudaraan.

[Name] menunduk, pikirannya melayang pada masa-masa kelam itu, begitu kelam namun tak terlalu mengganggu karena terdapat senyum-senyum hangat disebuah ruangan yang cukup besar tempat mereka sering bermain. [Name] sangat berterima kasih pada mereka, sangat-sangat berterima kasih pada Ramuda, Dice dan Gentaro yang menemaninya di waktu yang singkat itu dan masih memikirkannya hingga saat ini. Terutama Ramuda yang sangat suka mengirimkannya kue-kue ataupun makanan manis selama ini.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang