CHAPTER 24

1.1K 229 65
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Saburo memindahkan bidak catur dan skakmat, permainan berakhir saat itu juga. Kemenangan berada di pihaknya, begitu juga  kekalahan yang masih dalam ranahnya.

Saburo memandang bangku kosong, anak 14 tahun itu menggeleng, memangnya apa yang dia harapkan. Selama ini Saburo selalu bermain catur sendiri, jadi bukankah hal wajar jika bangku di depannya tak ada orang lain.

Tapi jauh di lubuk hati anak itu, ia berharap ada yang menemani seperti beberapa waktu lalu. Tiba-tiba pikirannya melayang pada kakak perempuannya, kakaknya itu masih memiliki janji untuk melawannya bukan? Tapi sepertinya Saburo harus menunggu lebih lama mengingat apa yang terjadi belakangan ini.

"Aku tau kau tidak bahagia hidup bersama kakak dan adikmu itu. Bagaimana jika tinggal bersama kami?"

Saburo masih belum tau hubungan kakak perempuannya dengan orang-orang itu. Namun dalam percakapan malam itu, pasti mereka memiliki hubungan di masalalu, dan mereka menyebut-nyebut kata keluarga.

' Keluarga?'

Saburo menyusun kembali bidak-bidak itu. Pikirannya melayang bersamaan dengan jalannya bidak perbidak.

Mungkinkah ayahnya juga baru mengetahui bahwa ia memiliki anak perempuan dari wanita lain, dan selama ini kakak perempuannya itu tinggal di panti asuhan bersama ketiga orang itu, mendengar kata keluarga tak sekandung selaku mengingatkan Saburo pada panti asuhan. Jika begitu itu berarti [Name] ditelantarkan ibunya selama ini.

Da Saburo dengar dari Ichiro lupa lupa ingatan [Name] di sebabkan oleh kecelakaan, apa itu juga yang menyebabkan gadis itu memiliki gangguan kejiwaan serta hampir buta?

Tapi jika benar [Name] dari panti asuhan mengapa ia tidak dapat menemukan datanya, sedangkan data ketiga orang itu ada. Seorang siswa biasa, penulis dan desainer. Saburo jadi pusing sendiri.

"AKU MUAK DENGAN SEMUA INI."

" Amayado-san akan lebih memilih kami atau orang-orang itu ya?" Saburo mendesah, dia jadi tidak mood melanjutkan permainan. Mengapa dadanya sesak saat membayangkan [Name] lebih orang-orang itu.

Sejak pulang dari rumah sakit [Name] jarang keluar kamar, sedangkan Jiro  lebih sering keluar rumah. Sudah 2 hari semenjak saat itu dan hari libur seperti ini memperparah jarak untuk mereka, terutama Jiro dan [Name] yang tak memiliki alasan untuk berdekatan seperti hari-hari biasa.

Saburo rasa keduanya saling menghindar, terutama [Name], kakak perempuannya pasti sangat marah tentang hari itu. Tentu saja, perkataan Jiro sangat keterlaluan, tapi Saburo tidak terlalu tega untuk terus menyalahkan Jiro, dia sudah tampak cukup menyalahkan dirinya sendiri walau tak mengucapkan sepatah katapun untuk membahas permasalahan ini.

Saburo tau Jiro sangat ingin meminta maaf, namun ia tidak memiliki kesempatan di waktu dekat.

Belum lagi melihat kekecewaan Ichiro pada mereka berdua saat itu. Saburo membenturkan kepalanya pada sandaran soffa. Saburo kena impasnya, [Name] juga enggan untuk berdekatan dengan Saburo.

Sekarang seakan keadaan berbalik, kini [Name] yang menjaga jarak dari mereka. Walau setiap hari kakak perempuannya memang masih memasak untuk mereka padahal sudah dilarang Ichiro, namun dia tidak ikut bergabung di meja makan.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang