-34-

13K 792 58
                                    

Hari ini adalah tenggat waktu yang diberikan orangtua Shani untuk Gracia berkomunikasi dengan Shani. Gracia sudah merasa siap hanya namun rasanya semangatnya untuk menghadapi hari minggu ini sangat berbeda. Karena tidak mungkin ada orang yang siap dengan perpisahan, apalagi untuk kisah mereka Gracia sangat ingin meminta maaf pada Shani secara langsung jikalau bisa karena berpisah secara diam dan akan terasa tiba-tiba. Jangan lupakan juga bagaimana hari Gracia nantinya.

Gracia sudah siap dihari minggunya untuk berangkat ke rumah Nadia. Ini juga termasuk pada rencananya untuk hubungannya dengan Shani. Gracia mengirimkan pesan terakhir kalinya untuk Shani.

Maaf.

Semangat hari ini

I always love u, Shan.

Pesan terakhirnya tidak ia kirim hanya dia ketik di bilah pesan ruang chatnya dengan Shani. Perbedaan waktu yang cukup lama yakni 7 jam Gracia yakin Shani masih terlelap dalam tidurnya. Sekali lagi Gracia mengamati ruang chat mereka, banyak hal yang ia bahas dengan Shani, mulai dari hal receh sampai ke hal yang tidak penting lainnya. Sudahlah, memang harus ia tutup ruang chat itu selamanya.

Gracia mengambil kunci motornya tujuannya ke rumah Nadia, ada yang harus dia selesaikan disana. Cukup dengan dua puluh lima menit perjalanan Gracia sudah sampai di rumah Nadia. Rumah Nadia cukup luas, bergaya modern dengan taman mini dan digabungkan kolam renang dihalaman belakang. Suasana sore akan pas untuk bersantai di taman itu.

“Eh lu dah dateng, masuk.” Ucap Nadia masih dengan piyama, belum mandi.

“Gue minta jus alpukat ya.” Kata Gracia sengaja memancing keributan.

“Tamu kurang ajar, gue belom nawarin. Air putih aja buat lo.”

“Iya deh, gue nunggu di halaman belakang ya Kak, bye.” Gracia pamit membuat kedongkolan di benak Nadia. Seenaknya aja untung sekali Gracia pacar Shani kalo cuma temen sudah dia tendang keluar.

Gracia sudah berada di halaman belakang rumah Nadia. Satu tujuan Gracia harus ia tuntaskan sekarang sebelum Nadia datang. Gracia mencabut SIM card yang terpasang di handphone nya. Ia menggali lubang di bawah tanaman rimbun. Supaya tidak ada yang dapat menemukan SIM card itu lagi. Satu misi sudah selesai, ia harus melaksanakan misi selanjutnya. Gracia berdiri di pinggiran kolam membelakangi pintu penghubung rumah dan halaman belakang.

“Graciaaa!!”

“Bencong!”

Flup!

handphone di tangan Gracia terjatuh meluncur sampai ke dasar kolam renang. Nadia yang melihat kejadian itu segera meletakan nampan yang berisi snack dan minuman yang akan dia kasih untuk Gracia. Gracia menahan kerah piyama Nadia saat ia akan melompat.

“Ngapain Ka?” tanya Gracia tenang.

“Lepasin wey kecekek gue!” Gracia melonggarkan cengkraman nya pada kerah Nadia.

“Heh itu hape lo nyemplung kenapa lo biasa-biasa aja?!” Tanya Nadia bercampur rasa panik.

“Janji jangan lompat ya.” Pinta Gracia, Nadia mengangguk.

“Biarin lah, hapenya juga udah lama. Percuma juga diambil pasti udah rusak juga itu.”

“Bisa diservice Cia, lo mikir ga sih?! Kalo Shani ngehubungin lo gimana?”

“Kok kakak yang panik? Zaman udah canggih kali ka, nanti kalo udah beli aku bakal ngehubungin Shani.” Nadia sudah tenang, benar apa kata Gracia. Gracia masih bisa membeli handphone baru untuk dirinya.

WAKTU [GreShan]Where stories live. Discover now