18

3.7K 801 49
                                    


Beberapa hari kemudian aku kembali ke rumah sakit setelah punggungku pulih, belum pulih total sih karena aku belum bisa bergerak bebas, bahkan untuk membungkuk saja aku perlu mengeluarkan tenaga lebih dan harus sedikit menahan rasa sakit.

Dan sebagai bentuk tanggung jawab, Jeffan akan mengantar jemput ke rumah sakit. Padahal dia hanya perlu membiayai pengobatan, tidak perlu sampai harus jadi supir begini. Tapi soal pengobatan, bahkan Jeffan sampai membeli salep dengan harga fantastis untuk meredakan nyeri di punggungku.

Padahal beli salep yang di apotik harganya gak akan sampai 100 ribu. Ya gimana, orang kaya kelebihan duit.

"Hm." gumamnya setelah membukakan pintu mobil

Dia mengulurkan lengannya.

"Bisa jalan sendiri." tolakku

"Lama." katanya dan menaruh tangan kiriku di lengannya

Jelas saja selama perjalanan dari basement hingga ke gedung departemen kami berdua menjadi pusat perhatian. Apalagi dari basement ke gedung departemen harus melewati gedung UGD terlebih dahulu, ya jelas jadi bahan gosip.

"Ih, dilihatin banyak orang." kesalku saat sudah memasuki gedung departemen yang untungnya sepi

"Kenapa?" tanyanya

"Jadi bahan gosip lah. Apalagi kalo Ten tau, dia kan admin base Osadha."

"Biarin aja, gak usah diambil hati." katanya

"Lo enak gak gampang overthinking, gue?" kesalku yang sudah sampai ubun-ubun

"Iya, nanti kalo masuk base aku yang urus." katanya

"Bener loh ya?"

"Iya Aletta."

"Tumben ngomongnya alus, biasanya arogan." sindirku

Bukannya marah atau bereaksi bagaimana, Jeffan malah tersenyum manis. Aku yang memang lemah dengan orang yang memiliki lesung pipi pun akhirnya luluh.

"Gak usah sok manis." ketusnya dan mulai berjalan duluan

"Awas jatuh." kata Jeffan dari belakang

"Nggak akan." sentakku tanpa menoleh

Terdengar suara tawa Jeffan sebelum akhirnya laki-laki itu kembali mensejajarkan langkah.

"Oh itu orangnya."

Shit, suara Ten.

"Jadi ini beneran?"

Ternyata gak hanya Ten, melainkan ada Joyi dan Lisa juga. Joyi langsung memperlihatkan layar ponselnya ke arahku.

Di base Osadha ada yang mengunggah fotoku dan Jeffan yang baru melewati UGD. Terlihat jelas aku menggandeng tangan Jeffan.

"Kalian, pacaran?" tanya Lisa

"Nggak." / "Iya."

Aku langsung melirik sinis ke arah Jeffan.

"Jadi pacaran atau nggak?" tanya Ten

"NGGAK!" teriakku dan langsung berlari meninggalkan mereka

"Ale hati-hati, nanti jatuh!" suara Jeffan terdengar disertai langkah lari

Aksi kejar-kejaran berhenti tepat di depan pintu ruang departemen bedah.

"Sana urusin, katanya kalo masuk base kamu yang ngurusin." kataku

"Iya nanti."

"Sekarang."

"Kenapa marah-marah?" tanyanya

Mysterious -JJH-✔️Where stories live. Discover now