23

14.1K 3.2K 509
                                    


Sampai di rumah sakit, awalnya aku dan Jeffan akan berpisah karena dia ada meeting dengan beberapa dokter bedah senior sedangkan aku akan langsung pergi ke departemen bedah, tapi pada kenyataannya aku dan Jeffan harus terdampar di aula rumah sakit.

Saat sampai di basemenr, kebetulan aku dan Jeffan bertemu dengan Edo yang baru akan pulang dari jadwal jaga malamnya, dia bilang kalau dokter bedah harus berkumpul di aula maksimal jam 8.30. aku dan Jeffan pun akhirnya pergi ke aula.

Sepertinya akhir-akhir ini aku terkena kutukan sampai sering keluar masuk aula rumah sakit yang bahkan sebelumnya jarang sekali dipakai.

Setelah menunggu beberapa menit, muncul Papa dan beberapa dokter bedah senior yang sebelumnya akan melakukan meeting kecil dengan Jeffan.

Mereka pun memulai peretemuan pagi ini dan pada akhirnya mereka mengatakan maksud dan tujuan mengadakan pertemuan, yaitu jika rumah sakit ini harus mengirimkan setidaknya 4 dokter bedah yang akan mengikuti pertemuan internasional di Singapura selama kurang lebih 7 hari atau seminggu.

Para dokter senior itu awalnya meminta dengan suka rela, siapa yang mau mengikuti pertemuan itu, dan seperti biasa, hanya sedikit yang berminat. Dari 4 orang yang dibutuhkan, hanya 2 orang yang mengangkat tangan dan mereka adalah 2 dokter junior.

"Untuk dua sisanya, bagaimana kalau Bapak Direktur dan Ibu Wakil?"

Aku segera melirik sinis ke arah dokter yang mengusulkan Jeffan dan Nancy sebagai perwakilan Osadha.

"Bagaimana?"

Dokter tadi langsung bertanya kepada Jeffan, meminta persetujuan.

"Kapan pertemuan itu berlangsung?" Jeffan bertanya terlebih dahulu sebelum memberi keputusan

"Lusa berangkat, dan akan berada di Singapura kurang lebih satu minggu."

Jeffan sempat melihat ke arahku, tapi aku terlalu malas menanggapi.

"Baik, saya akan ikut." jawab Jeffan

"Ibu Wakil?"

Kini mereka beralih ke arah Nancy

"Ya, saya ikut."

Jelaslah dia ikut, ada Jeffan. Kesempatan emas buat dia.

Setelah itu mereka membicarakan mengenai tata acara pertemuan dan lain sebagainya yang seharusnya hanya dibicarakan dengan 4 orang perwakilan, bukan semua dokter bedah harus mendengarkan.

Baru setelah semua penuturan selesai, kami diperbolehkan keluar dari aula.

"Marah?" tanya Jeffan saat area sekitar aula sudah sepi

"Nggak, ngapain marah." jawabku

"Kok diam aja?"

"Emang diam berarti marah?" aku balik bertanya

"Gak enak Ale kalo nolak dokter senior, apalagi aku direktur." katanya memberi penjelasan

"Ya karena kamu direktur itu kamu punya hak untuk menolak dan memilih dokter lainnya." kataku

Mysterious -JJH-✔️Where stories live. Discover now