19

16.3K 3.5K 644
                                    


⚠️Spoiler? Auto Muted⚠️

⚠️Author bukan dokter dan bukan mahasiswa kedokteran, jadi mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, terima kasih⚠️






"Sayang."

"Hm."

"Yang."

"Apa?"

"Sayang lihat sini."

Kepalaku yang awalnya tertunduk membaca jadwal operasi tiba-tiba teralihkan karena gerakan tangan Jeffan.

"Apa sih?" tanyaku

"Hehe, nggak." katanya dan melepas tangkupan tangnnya dari kepalaku

"Lo tuh cringe tau gak Jef?" kataku

"Nggak ah, biasa aja." katanya

Aku langsung berdecak malas, "Panggil nama aja kenapa sih, Aletta, Ale."

"Iya, nanti kalo inget." jawabnya

"Bodo amat." kataku

Untung ruang departemen sedang sepi, hanya ada aku dan Jeffan, jadi aman.

"Ngapain kalian?"

Nancy tiba-tiba masuk dan langsung mendekati aku dan Jeffan.

"Anda lihat kita berdua sedang apa?" tanya Jeffan sambil mengangkat kertas yang ia bawa

"Kan Dokter gak perlu ke mejanya Ale." kata Nancy

"Siapa kamu memerintah saya?"

Perkataan Jeffan membuat Nancy terdiam.

Sebenarnya sudah lama aku bodo amat dengan kehadiran Nancy yang ada di sekelilingku, selama dia tidak membuat masalah, maka aku tidak akan memedulikan kehadirannya.

"Tau batasan, dia direktur rumah sakit." kata Nancy

"Gue anaknya yang punya rumah sakit, mau apa?" tantangku

Nancy terlihat kesal hingga menghentakkan kakinya.

"Dokter!" Citra terlihat berlari mendekati

"Kenapa?"

"Ada kecelakaan beruntun, korbannya sudah sampai semua si UGD, kita kekurangan dokter." katanya

Aku segera menutup map yang berisi jadwalku dan langsung berlari keluar, begitu juga dengan Jeffan dan Nancy.

Tak hanya tenaga kesehatan, polisi bahkan wartawan sudah mengerumuni area UGD.

"MUNDUR!" teriakku kepada para wartawan yang berjejal ingin memotret bahkan mengambil video dari pada korban kecelakaan

"Tolong ya Bapak Ibu, korban kecelakaan ini butuh pertolongan, bukan blitz kamera anda." kataku dan berusaha mendorong keluar para wartawan sebelum akhirnya diamankan oleh polisi

Setelah selesai, aku memeriksa satu per satu pasien, dibantu oleh Jeffan, Jennie, dan dokter yang lainnya. Saking banyaknya pasien dengan luka berat, lantai rumah sakit lama-lama memerah karena tetesan darah pasien yang jatuh.

"Pasien bangsal satu langsung ke ruang operasi A, bangsal enam ke ruang operasi B." titah Jeffan kemudian ia berlari ke ruang operasi

"Dokter Naya sudah menunggu di ruang C." lapor Citra

"Pasien bangsal tujuh langsung bawa kesana." kataku

Sedangkan aku langsung membawa pasien dengan luka paling berat ke ruang operasi A, dimana Jeffan berada. Aku akan membantunya melakukan tindakan siang ini.

Mysterious -JJH-✔️Where stories live. Discover now