bersembunyi dari
kegaduhan yang terjadi di balik
pintu kamar yang tertutup rapat terkunci
teriakan, umpatan, tamparan, ah! sial. pelik!
mata-mata berjatuhan
dari atas genting rumah yang bocor
menimpa jasad manusia di atas koran
yang sudah lama kehilangan penglihatan
bersembunyi, masih bersembunyi
langkah-langkah beradu dengan jarum jam
dunia seakan kehabisan lengan untuk merengkuh
manusia yang sekarat nyaris terbunuh
berita kematian seperti air mengalir
ke pintu rumah dan jendela kamar
sedangkan aku hanya bisa
bersembunyi melihat pemakaman
: tubuhku sendiri.
—para
YOU ARE READING
Di Bawah Kolong
Poetry[kumpulan puisi] ❛❛ sedari dulu aku selalu menjadi penonton. melihat semuanya dari luar pagar. entah siapapun pemilik rumahnya aku selalu terjebak dalam ketakutanku sendiri. atau mungkin, sudah seharus...
