kemarin aku tak sempat
menanyakan kabar seseorang
yang tengah menatap sinis diriku
di depan cermin kamar mandi.
ia sesekali memudar dan kelabu
dan mencoba pergi dan meninggalkan
dan ditinggalkan dan tertawa dan
menangis dan patah dan tumbuh dan—
ia punya telinga yang kerap
tak kuasa mendengar tangisan
masa remaja dalam ibunya
yang memeluknya saat ia tidur.
sesekali saat kami berhadapan
tak bisa kutampik ia teramat cantik
bukan, aku tak sedang bicara perihal fisik
melainkan caranya menatapku yang membuat aku ingin mengakui bahwa ia cantik, teramat cantik.
tapi sayang sungguh sayang
kemarin aku tak sempat
menanyakan kabarnya dan
saat aku kembali ke cermin
kamar mandi,
ia tengah terduduk
dan menangisi wajahnya yang
tak bisa ia temukan di mana-mana.
—para
YOU ARE READING
Di Bawah Kolong
Poetry[kumpulan puisi] ❛❛ sedari dulu aku selalu menjadi penonton. melihat semuanya dari luar pagar. entah siapapun pemilik rumahnya aku selalu terjebak dalam ketakutanku sendiri. atau mungkin, sudah seharus...
