Saat aku bertemu dengannya, ada rasa aneh yang baru kali pertama kurasakan.
Rasa ini membuatku menjadi gadis possessive akan dirinya.
Aku tak berani mengatakan hal ini pada siapapun termasuk pada kedua orang tuaku ataupun sahabatku...
Kuakui ia sang...
(Yang dimulmed itu setelan yang dipakai dhea saat akan berangkat sekolah)
Kriiiinggg...
Jam bekerku berbunyi nyaring. Kulihat matahari masih belum ada tanda tanda akan menampakkan dirinya. Perlahan aku membuka mataku dan mengerjap beberapa kali untuk melihat dengan jelas ke arah jarum jam yang ditunjukkan oleh jam bekerku.
"Eunggghhh... Sudah jam setengah 5 pagi ya... Ah lebih baik aku segera bersiap siap untuk pergi ke sekolah... Hari ini kan hari senin... Bisa terlambat nanti jika tak segera berangkat..." Aku segera mengambil handuk dan memulai ritual bebersih prasekolahku.
Setelah siap dengan seragam yang kupakai, barulah aku keluar dari kamar dan menemui bik inah yang tengah berkutat dengan segala alat alat masak di dapur - tempat dinasnya.
"Pagi bik..." Sapa ku. Wajahnya yang dipenuhi keriput terlihat manis saat tersenyum penuh keibuan.
"Pagi juga non... Non mau makan apa sebagai sarapan pagi..?" Aku terdiam sambil mengetuk ngetuk daguku dengan telunjukku.
"Aku mau makan roti dengan selai sama segelas susu saja deh bik... Tapk kurasa aku bisa membuatnya sendiri... Bibik gak perlu repot repot lah... Oh iya biasanya pak rey sarapan apa ya bik..?" Entahlah kenapa aku jadi memikirkannya? Pria yang semalam berkata kasar padaku. Pria yang telah menjadikan aku sebagai istrinya. Dan naluriku mengingatkan ku akan kewajibanku padanya. Sudah sepatutnya aku membuatkan sarapan untuknya juga.
"Sama kayak non... Biasanya tuan rey juga sarapan dengan roti selai dan segelas kopi..."
"Eum... Bagaimana kalau aku buatkan sekalian...? Dan bibi tolong buatkan susu dan kopinya saja, bagaimana?" Mendengar ucapanku bik inah tersenyum. Sepertinya ia mengerti kalau aku ingin menunaikan tugasku sebagai istri yang baik dari pak rey. Setidaknya aku bisa menyiapkan sarapan paginya. Sebab ia semakin hari tampaknya semakin membenciku saja.
"Bisa bisa non... Oh iya.. Tuan rey suka selai strowberry..."
"Baiklah, terimakasih udah kasih tau bik..."
Bik inah kembali ke dapur menyiapkan kopi dan susu yang kuminta. Sedangkan aku, segera ku ambil beberapa potong roti lalu mengolesnya dengan selai kesukaan pak rey dan meletakkannya di atas piring lengkap dengan pisau makan dan garpu di atasnya. Aku sendiri mengoleskan selai coklat di atas rotiku. Sambil menunggu susu yang disiapkan bik inah, aku duduk di meja makan.
Baru beberapa detik aku duduk, pak rey terlihat keluar dari kamarnya dan turun dari tangga.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ia terlihat gagah dan tampan saat memakai setelan kemeja slimfit berwarna putih dengan rompi jas dan dasi berwarna hitam yang melengkapi penampilannya. Ia turun sambil melipat lengan kemejanya hingga hampir mencapai siku. Astaga, gerakan sebiasa itu saja sudah membuatku menatapnya cukup lama.