Bab 18

2.5K 245 4
                                    

Mew dan Gulf terkekeh pelan. Melihat reaksi Win sepertinya kamar Mew bukan ruangan kedap suara. Buktinya Win masih bisa mendengar pergulatan mereka diranjang.
"Kamu tidur dikamar Win. Biar mas bereskan kasur mas dulu." Kata Mew lembut.
"Tapi aku maunya tidur sama mas" Ujar Gulf sedikit manja.
"Win nanti marah. Lagian kalau kamu masih dikamar mas, aku gak yakin bisa menahan diri."
Mendengar penuturan Mew membuat wajah Gulf memerah. "Apasih mas. Yaudah aku tidur dikamar Win, mas langsung tidur habis beres-beres tapi"
Mew mengangguk. Gulf mulai memungut bajunya, dan mulai memakai celananya. Mew sendiri tengah menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut.
"Selamat malam mas."
"Selamat malam sayang."

***

"Sumpah yah gue tau lo berdua ini pasangan yang masih hot-hotnya. Tapi lo harus liat tempat kalau lagi ngewe." Win terdengar mengomeli Gulf.
"Win dimakan sarapannya dulu."
Wajah Win masih ditekuk. Ia memakan dengan setengah hati nasi goreng buatan Mew. "Kakak juga sama kayak Kana. Gak bisa nahan nafsu."
"Udah marahnya?"
Win mengangguk. "Gulf lo punya salep kan?" Tanya Win.
Gulf menggelengkan kepalanya. "Salep apa?"
"Salep buat bagian belakang lo lah. Untungnya gue bawa. Sebentar gue bantuin olesin deh."
Mendengar ucapan Win membuat wajah Mew melotot horor. "Kamu udah pernah begituan Win?" Suara menggunakan suara rendahnya.
Win menutup mulutnya. Wajah Mew sudah tidak lagi bersahabat. "Sudah kak." Katanya pelan.
"Ya tuhan Win. Kamu masih terlalu kecil untuk melakukan hal itu. Apa Bright memaksamu?"
"Kak dengerin aku dulu. Aku sama Bright ngelakuin itu karena sama-sama percaya. Sama kayak kakak dan Gulf." Win menjelaskan.
"Gulf sudah diusia matang Win. Sementara kamu masih 19 tahun. Demi tuhan Win, usiamu masih terlalu kecil untuk melakukan sex." Mew meremas kepalanya.
Ia marah kepada Win dan Bright. Bright sudah melanggar janjinya.
Win memegang tangan Mew namun Mew segera menepisnya.
"Renungkan kesalahanmu. Mas mau kerja." Setelah mengucapkan itu Mew keluar dari apartemennya.
Ia bahkan tidak melirik Gulf sedikitpun. Kali ini Win memenuhi isi pikirannya sekarang.

***

"Mas" Gulf berusaha menggapai lengan Mew.
Mew berbalik. Ia hampir saja menekan tombol lift namun mendengar suara Gulf membuatnya sedikit tenang.
"Mas, tasnya kelupaan" Ujarnya seraya menyerahkan tas kerjanya.
Mew tersenyum kecil dan mengusap kepala Gulf lembut. Pria itu hanya mengenakan piyama dengan rambut yang masih acak-acakan. Jalannya masih pincang, entah mengapa Mew merasa bersalah tidak memperhatikan Gulf tadi.
"Makasih sayang."
Gulf berhenti sejenak. Menimang apakah dia harus mengatakan hal ini.  "Mas, aku mau ngomong sebentar. Mas gak buru-buru kan?"
"Ngomong apa? Kalau kamu belain Win, mas gak bakalan denger penjelasanmu."
"Aku memang mau belain Win. Tapi mas jangan marahin aku dulu. Win itu udah 19 tahun mas. Dia bukan lagi remaja yang mas harus atur. Dia juga pasti tau konsekuensi dia ngelakuin itu." Gulf berhenti sejenak. Mencoba menatap wajah Mew dengan tatapan lembut. "Mereka saling mencintai bukan? Jadi kenapa mas harus khawatir. Mas pernah ngeliat Bright nyakitin Win? Enggak pernah kan. Dia sayang banget sama Win. Begitupula sebaliknya." Lanjutnya.
"Win masih 19 tahun, Gulf. Kamu tidak mengerti bagaimana perasaan seorang kakak yang tidak bisa menjaga adiknya sendiri. Anggap saja aku kolot, tapi aku tidak mau Win berhubungan seks diumur dia yang masih muda."
"Kalau mereka sama-sama mau, mas gak mungkin ngelarang bukan? Mas Mew jangan terlalu mengekang Win. Dia bukan lagi anak-anak yang harus dilarang ini itu."
Mew mengusap wajahnya kasar. Ucapan Gulf memang benar. "Maaf"
"Harusnya mas minta maaf sama Win." Ujar Gulf lembut. Ia mengulurkan tangannya menyentuh wajah Mew. "Mas sudah menjadi kakak yang baik kok. Win selalu cerita bagaiamana dia sangat menyayangi mas."

***

Sepulang ia kerja, Mew memutuskan untuk membelikan hadiah untuk adiknya sebagai permintaan maafnya.
Tul ikut membantu Mew untuk memilih hadiah. Karena Gulf sedang sibuk untuk persiapan konsernya jadi dia sempat meminta maaf karena tidak bisa menemani Mew.
"Mew, lo udah tau bakalan jadi guest star di konser Gulf nanti?"
Mew mengangguk. Manajer Gulf, Mild sudah memberitahu Mew bahwa Mew harus berpura-pura tidak bisa menghadiri konser Gulf.
Dengan senang hati Mew melakukan hal itu. Kapan lagi dia menjadi bintang tamu diacara idolanya sendiri.
Mew akhrinya memutuskan membelikan Win sepatu dari brand mahal yang cukup terkenal. Karena Tul ikut membantu Mew akhirnya dia juga ikut membeli jaket dari brand yang sama dengan merk sepatu Win.
"Gak lagi deh gue minta lo nemenin gue beli hadiah."
"Gak ikhlas nih? Gue balikin kalau gitu" Tul berpura-pura menyerahkan kantong belanjaanya.
"Yaudah sini" Mew berusaha merebut kantong belanjaan tersebut namun dengan cepat Tul menyembunyikannya.
"Semoga Mew Suppasit yang ganteng rejekinya melimpah. Langgeng sama Gulf kanawut sampai mereka menikah"
"Amin"
"Jadi hadiahnya gak jadi dibalikin kan?" Tul mengangkat alisnya.
"Iye, tapi lo jangan bilang sama yang lain." Ancam Mew.
"Siap pak bos"

My Beloved FansWhere stories live. Discover now