Bab 1

4.1K 436 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ingin rasanya Mew membunuh adik semata wayangnya, Win Metawin. Mew segara memblokir akun twitter Win dan keluar dari kamarnya. "Awin " Teriak Mew.
"Apa?" Win muncul dengan keripik kentang ditangannya.
Mew menghela nafas dalam-dalam. Jika bukan karena orang tuanya membujuknya pulang untuk menjaga adiknya, Mew juga tidak akan pulang, karena adiknya itu selalu saja membuat dirinya emosi. Usianya dan Win terpaut 10 tahun. Itulah mengapa Win sangat kekanak-kanakan sementara Mew sendiri sudah dewasa.
"Kamu buat akun lagi untuk komentar di akun kakak"
"Loh itu akun sambatan Awin kak. Kakak sendiri gak tau. Lagipula dari tadi aku manggil kakak pizzanya udah datang tapi kakak gak turun-turun, chat aku gak dibaca, telpon gak diangkat. Jadinya jalan satu-satunya yah komentar diakun bucinan kakak" Jelas Win tanpa beban.
"Kenapa gak panggil kakak dikamar? Kenapa harus telpon sama chat?" Mew berusaha menahan emosinya.
"Capek" Satu kata itu membuat Mew menutup matanya seraya mengatur nafasnya agar emosinya mereda. Untung saja baru beberapa orang yang melihat komentar Win.
"Lagian kakak kenapa gak ketemu langsung sama Kana" Win mengambil satu potong pizza berukuran besar dan menggigit pizza itu.
"Kana?"
Win mengangguk tapi karena mulutnya sedang penuh dia tidak menjawab pertanyaan Mew dan memutuskan mengunyah makanannya terlebih dahulu. "Kana itu Gulf. Dia sahabat pacar aku kak" Ucap Win.
"Awin kok gak pernah cerita. Kamu kan tau kakak sudah ngefans 2 tahun sama Gulf" Baiklah ini sudah mencapai batas kesabaran Mew. Jangan sampai nanti ibu dan ayahnya pulang dengan berita seorang kakak membunuh adiknya karena adiknya ngeselin.
"Lah kakak gak nanya kan. Tapi terakhir kali aku ketemu Kana kayaknya 4 bulan yang lalu. Itupun gak sengaja waktu nemenin mas Bright main futsal"
Ah, Mew lupa. Pacar Win dulu satu sekolah dengan Gulf. Kenapa dia tidak pernah menanyakan Gulf ke Win. "Makanya pulang kerumah, jangan kerja terus. Kalau bukan kerja yah ngebucin, Kana. Ngintilin kemanapun Gulf Kanawut sampai lupa adeknya butuh perhatian" Sambung Win kesal.
Mew merasa sedikit menyesal. Dipeluknya adek semata wayangnya dengan tangan masih memegang pizza. Mew pikir Win tidak merindukannya apalagi Win sekarang sudah memiliki kekasih. "Ya udah maafin kakak. Nanti kakak kasih uang jajan deh. Lagian Awin kalau kakak pulang dijahilin terus, kakak jadi malas pulangnya." Tukas Mew cepat.
Win membalas pelukan kakaknya tak kalah erat. "Aku jahilin tanda sayang. Lagian kakak gak pernah marah kalau aku jahilin, pengen sekali-kali liat kakak marah" Win mendongkak dan menyengir lebar.
Adiknya ini benar-benar psikopat. Bukannya senang punya kakak baik hati seperti Mew, malah kepengen kakaknya marah-marah. Berterimakasih lah karena kontrol emosi Mew sangat bagus, apalagi jika kliennya banyak mau, Mew harus dituntut mengontrol emosinya.

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang