turn love ✏ chapter 2

70 56 17
                                    

HARI sabtu minggu pertama bulan Januari.

"Jujur aku nggak enak sama mereka, Ga."

"Aku tau, tapi mereka ngerti, kan?" tanya Raga.

Alana mengangguk.

"Apa gini aja, kamu SMS mereka, bilang kalau jam sepuluh kumpul di salah satu kafe yang ada di mal itu? Biar kamu bisa quality time juga sama mereka. Gimana?" ucap Raga.

Bukan ide yang buruk, sekitar jam sepuluh film yang mereka tonton pun sudah selesai. "Boleh, ide bagus itu," kata Alana. "Aku SMS mereka dulu."

Raga tersenyum, lalu mengangguk.

Setelah itu barulah Alana mengambil benda pipih di dalam tas ransel mininya dan menggulir layar ponselnya itu. Membuka aplikasi chat, lalu mengirimkan sebuah pesan di grub chat yang beranggotakan dirinya dan keempat sahabatnya.

Alana : Jam sepuluh kumpul di kafe Mal Ciputra pada bisa gak? Kita quality time bareng, sekali-kali.

Fira : Bukannya hari ini lo jalan sama Kak Raga?

Alana : Iya, tapi setelah dipikir-pikir masa gue jalan tanpa sahabat gue. Udah satu semester lebih kita nggak pernah jalan, kan? Mau kumpul kapan lagi kalau nggak hari ini coba.

Arjuna : Ha, setuju gue!

Della : Terus Kak Raga gimana?

Alana : Kalau kalian nggak nyaman, Raga gue suruh pulang aja. Pokoknya senyaman kalian, ya.

Arjuna : Gue bisa ke sana. Masih ada waktu dua setengah jam menuju jam sepuluh. Yang mau bareng gue bilang, ntar jam sembilan lebih gue jemput.

Fira : Arjuna, gue bareng lo.

Della : Arjuna, gue bareng lo(2)

Rifan : Arjuna, gue bareng lo(3)

Alana : Oke jam sepuluh di kafe Mal Ciputra.

Della : Oh ya, Kak Raga jangan lo suruh pulang.

Della : Kasihan anak orang.

Rifan : Setuju!

Arjuna : Setuju!(2)

Fira : Setuju!(3)

Raga bisa melihat sebuah senyuman tersungging di wajah Alana. Ia bisa menebak jika teman-temannya tidak keberatan dengan ide yang ia berikan itu.

"Gimana?" tanya Raga membuka suara setelah beberapa saat.

"Mereka mau," kata Alana dengan tersenyum. Ia mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali. "Makasih ya, Ga."

Raga tersenyum, lalu mengangguk. "Sama-sama."

"Yuk berangkat, sebelum macet," ajak Raga.

"Ayo!"

"Menurut kamu novel sama filmnya bagusan yang mana?" tanya Raga membuka suara setelah keluar dari bioskop.

"Belum tau, kan novelnya belum habis aku baca. Baru sampe halaman tiga puluh atau lima puluh gitu," ucap Alana.

Raga mengangguk, dan kembali bersuara. "Kalau rating film ini? Satu sampai sepuluh, berapa?"

"Mungkin enam," kata Alana.

"Enam?" ulang Raga.

TURN LOVEWhere stories live. Discover now