Part 4

2.4K 316 54
                                    

Hari berlalu dengan cepat, suasana kediaman keluarga Lee perlahan lahan mulai membaik, walau tidak di pungkiri jika hubungan antara Ibu Lee dan juga anak bungsunya belum juga membaik.

Siang yang cukup terik hari ini. Jeno yang tengah menunggu di halte bis yang sunyi hanya bisa mengipas dirinya, berharap bisa sedikit mengurangi hawa panas. 

Entah kenapa bis yang sejak tadi di tunggunya, belum juga terlihat sama sekali, padahal hari ini dia harus mendaftar kuliah di Kyunghee Universitas, kampus yang sudah menjadi incarannya sejak dulu. Ada rasa sedikit menyesal tidak menerima tawaran ayah yang ingin mengantarnya bersama Renjun.

"Jika tau begini, aku terima tawaran Ayah tadi" dumelnya sambil berdecak sebal.

"Jeno"

Jeno yang namanya di panggil terlonjak kaget, saat seorang pria yang tengah di hindarinya, berdiri cukup jauh darinya. "Kak Jaemin"

Jaemin berjalan perlahan mendekati pria manis di depannya. Bukan dia tidak tau,jika Jeno tengah menghindarinya akhir akhir ini. "apa yang kau lakukan di halte bis ini?"

Pria yang lebih muda tersenyum canggung. "Ha--hanya sedang menunggu Bis untuk ke Kyunghee Universitas"

"kebetulan, Kakak juga akan ke Kyunghee Universitas karena ada yang harus kakak urus disana. Kakak bisa memberikanmu tumpangan, jika kamu mau"

Jeno menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak perlu kak, aku akan menggunakan bis saja"

Jaemin tersenyum kecil walau hatinya terasa sakit, dia harus lebih bersabar agar bisa kembali dekat dengan orang yang di cintainya. Bohong, jika Jaemin hanya menganggap Jeno sebagai adiknya, hatinya sudah penuh akan nama pria manis itu. 

"kalau begitu, kakak akan menemanimu menunggu Bis disini" Jeno membulatkan mata sipitnya, apa lagi sekarang Jaemin dengan seenaknya duduk disebelahnya. "Ngomong ngomong, tadi pagi ada berita yang mengatakan jika hari ini para supir bis tengah monggok beroperasi. jadi, akan berapa lama ya kita menunggu bisa datang?"

Jeno mengumpat kesal, kenapa dia tidak tau berita itu. Ditambah dengan pria tampan di depannya tengah tersenyum seakan mengejek dirinya, membuat Jeno semakin kesal.

"jadi... mau menerima tawaran kakak, atau tetap menunggu disini sampai malam?"

°°° ᴰᵃⁿᵈᵉˡⁱᵒⁿ °°°

"Jeno mana ya?? Kok belum sampai juga" Renjun sesekali melihat kearah jalanan yang penuh kendaraan, berharap salah satu di antara kendaraan itu ada yang membawa kembarannya.

Sudah 1 jam lebih Renjun menunggu di tengah teriknya matahari. Kakinya mulai sudah terasa sangat lelah, di tambah dengan rasa pusing yang sejak tadi di tahanya, benar benar kombinasi yang pas untuk membuatnya kambuh. "kumohon, cepatlah datang, aku sudah tidak tahan lagi"

Seakan menjawab doanya, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Senyuman manis terlihat di wajah pucatnya, saat melihat kembarannya turun dari mobil hitam tersebut, dan terlihat sosok kembarannya yang di tunggu sejak tadi.

"Renjun-ah, apa yang kamu lakukan di sini?? Kenapa tidak masuk saja ke dalam duluan"

Belum sempat Renjun menjawab, senyuman yang tadinya terlihat di wajah pucatnya menghilang, saat sosok Jaemin keluar dari mobil yang sama dengan saudara kembarnya.

"Renjun-ah, kamu tidak apa-apa??"

"Aaah, aku baik baik saja" balasnya cepat, sambil tersenyum manis. "Sebaiknya kita segera mendaftar, sebelum yang mendaftar semakin banyak" Jeno hanya menurut saat Renjun menarik tangannya.

BrotherWhere stories live. Discover now