Part 5

1.9K 242 39
                                    

Hal pertama yang Jeno lihat saat menginjakkan kakinya dirumah adalah, wajah Ibunya yang menatap dingin kearah dirinya "duduklah"

Tanpa di suruh dua kali, Jeno mendudukkan tubuhnya di depan wanita yang sudah melahirkannya. "A..ada apa Ibu?" Tanya dengan perasaan was was.

"Baru beberapa hari kamu kembali ke rumah ini, tapi kamu sudah membuat masalah" Jeno menatap takut ke arah Ibunya. Masalah??? Masalah apa yang sudah di perbuatnya??.

"Katakan, apa yang sudah kamu bilang pada Renjun, sampai sampai anakku sedih dan marah padaku??"

Anakku?? Ibu, aku juga anakmu, aku juga ini di panggil seperti itu, ibu. Jeno hanya bisa diam. Dia tidak tau, sekalahan apa yang sudah di perbuatnya. Luka yang dulu dia terima saat masih kecil dulu, kembali terbuka hanya karena ucapan sang Ibu.

"Ternyata... membawamu kembali kerumah ini, adalah keputusan yang salah. Aku sangat menyesal melakukan itu" Jeno menundukkan kepalanya dalam. Mata bening itu terasa panas menahan liquid bening yang siap tumpah kapan saja. Tolong, jangan katakan itu, kumohon. "Keberadaan mu disini hanya membuat Anakku, Renjun, tersakit dan sedih"

Tidak, tidak , jangan katakan apapun lagi ibu... kumohon.

"Tidak seharusnya kau berada di keluarga ini, kehadiranmu hanya membuat luka buat anakku..." Jeno bernafas dengan cepat. Demi apapun ini terasa sangat menyakitkan. "...Dan penyesalasan terbesarku adalah, MELAHIRKANMU dan menjadikanmu anggota keluarga ini, kau selali memberikan DAMPAK YANG BURUK bagi anakku, dan pengaruh buruk seperti dirimu harusnya tidak berada disini" setelah mengatakan itu Ibu Lee segera pergi meninggalkan Jeno hanya terdiam membeku.

Air mata yang sejak tadi di tahannya, turun secara perlahan. Dunia seakan runtuh dan sunyi saat ini. Hanya ada kehampaan dan kesakitan yang di rasa oleh remaja Lee itu.

Apa seburuh itu kehadirannya disini??? Dan apa sebenci itu Ibu padanya sampa sampai Ibu menyesal telah melahirkannya.

Jeno mencengkram baju bagian dadanya erat, berharap bisa mengurangi rasa sakit yang di rasanya. "Kumohon tolong aku, ini sangat sakit" pemuda Lee itu tidak tahan, ini terlalu menyakitkan untuknya.

Dia butuh Neneknya saat ini. Hanya Neneknya yang bisa menghilanglan rasa sakit ini.

"Hal...."

"Kumohon, tolong aku, ini sangat sakit hiks hiks.. aku ingin pulang, jemput aku Nenek" setelah itu hanya ada suara tangisan menyakitkan Jeno yang terdengar memenuhi ruangan itu.

...

"Selamat pagi"

"Pagi" balas Ibu Lee sambil tersemyum manis kearah suaminya. Dia yang baru saja selesai membuat segelas kopi, segera memberikannya kepada sang suami.

"Anak anak kemana??" Tanya Ayah Lee setelah meminum sedikit minuman favoritnya, kepada sang istri.

"Mungkin masih tidur Mas"

Ayah Lee menganggu kepalanya mengerti. Dia sangat merindukan anak kembarnya. Semalam dia tidak sempat untuk mencek ke kamar anak anaknya setelah pulang tengah malam karena lembur. Dan sekarang dia benar benar merindukan anaknya, terutama si kembar bungsu.

"Selamat pagi"

"Selamat pagi Renjun-ah" Ayah Lee mengusap kepala anaknya sulungnya lembut. "Apa tidurmu nyenyak?" Renjun hanya menganggukkan kepalanya singkat.

"Selamat pagi sayang" Ibu Lee mengecup kening si sulung sayang. "Ini susu untukmu, minumlah"

Melihat si sulung yang tidak merespon ucapannya membuat Ibu Lee merasa sedih. Ternyata Renjun masih marah padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang