20. Sirine Polisi

2.4K 326 23
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

"Maaf, gak seharusnya gue egois sama lo. Gue sadar, ternyata gue salah."  Rey~

Seluruh anak Alastor membawa senjata mereka masing-masing dari Basecamp. Dan Roy membawa tongkat baseball besi milik kebanggannya.

Seluruh anak Alastor memakai jaket kebanggaan mereka, dan membawa bendera hitam bergambarkan harimau serta bertuliskan Alastor.

"SUDAH SIAP?!" Teriak Roy di paling depan pada seluruh anak Alastor baik dari angkatan pertama dan kedua.

"SIAP!!" Seru seluruh anak Alastor dengan suara yang lantang.

Bruumm.... Brummm....Bruummm

Suara motor gede milik seluruh anak Alastor berdenggung nyaring di malam hari yang damai ini.

"AYO!" Ucap Roy lantang, dan langsung menancapkan gas motornya.

Roy memimpin jalan, di belakangnya ada Zakri, Arion, Dipta, Arthur, dan Axsa mereka di motor masing-masing, kecuali Dipta.

Dipta berboncengan dengan Arion, ia bertugas mengibarkan bendera Alastor. Dan seluruh anak Alastor mengikuti Roy dari belakang dengan rapi dan tertib.

****

Rey Pov.

Gue ketinggalan jejak Roy karna terlalu berlama-lama. Dan sekarang gue binggung harus kemana.

Sial.

"Rey kita harus kemana lagi?" tanya Kakak gue di samping gue.

Gue berpikir keras, gue dan Kakak gue harus kemana lagi. Sudah 45 menit kami berdua berkeliling mencari jejak Roy, namun nihil.

"Jl. Merpati."

Tiba-tiba nama jalan itu terlintas di otak gue, dan gue pun langsung ingat kemana tujuan Roy sekarang ini.

"Kak, ikutin aku terus di belakang ya?!" Ucap Gue sama Kakak gue, Delon.

"Oke, siap!" Jawab kakak gue dari samping.

Gue pun menambah kecepatan motor gue sedikit lebih tinggi.

Sekitar 20 menit akhirnya gue sampai di gang jl. Merpati sama seperti yang di ucapkan Roy waktu itu.

Gang ini benar-benar sepi, tidak ada penghuninya sama sekali. Dan sedikit kotor.

Lalu gue memicingkan mata tajam ke arah depan di mana banyak sekali motor gede yang terparkir dengan bebas di depan gue.

Gue pun turun dari turun lalu melepas helm full face punya gue. Begitupula dengan Kakak gue, dia juga turun dari motornya lalu melepas helm full facenya.

"Kamu yakin Roy ada disini?!" Tanya kakak gue.

Gue mengangguk yakin dan pasti. Karna feeling gue merasakan kalau Roy ada disini.

"Banyak banget motornya, mereka mau tawuran?!" Ucap kakak gue dengan ekspresi kaget.

"Kayaknya iya sih Kak!" Jawab gue.

"Hah?! Ini bisa bahaya banget sama Roy ayo kita datangin dia?!" Ucap Kakak gue seraya menarik pergelangan gue.

Tapi, gue tahan. Karna kami berdua gak tau musuh atau lawannya Roy seperti apa jadi gue memutuskan untuk bersembunyi di balik tembok pembatas.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang