29. Akhirnya!

4K 335 26
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.


"Belum tentu gua bisa ketemu sama mereka, Dip!" Tambah Roy pelan dan dengan senyum jahil yang terpatri di bibirnya.

Bukkk.

Zakri menabok bahu Roy dengan keras lalu menatap Roy dengan horor. "Jangan ngadi-ngadi lo, Roy!" Ucap Zakri kesal.

"Shss sakit bangsat! Ada masalah apa si lu sama gua dari kemarin main tabok aja lu?!" Ucap Roy tak terima bahunya kena tabok oleh Zakri.

Axsa memutar mata jenggah. "Roy jangan ngomong aneh-aneh gitu deh!" Ucap Axsa tak suka.

Dipta, Arion dan Arthur mengangguk setuju lalu menatap tak suka dengan ucapan Roy tadi. "Gaje banget sih lo, Roy!" Sahut Dipta.

"Iya in dah! Males gua debat, pusing!" Ucap Roy malas seraya menatap arah lain.

Kruukkk.

"Bunyi perut sapa dah tuh?" tanya Arion seraya menatap satu- persatu sahabatnya.

"Bukan gue, Ar!" Sahut Dipta cepat.

Semua menggeleng kecuali, Roy. Roy memejam matanya, ia malu.

Suara itu berasal dari perut Roy, ia lapar sekali sekarang. Mukanya memerah menahan malu.

"Hahaha lo gak ada makan, Roy?" tanya Arthur sambil terkekeh pelan.

Roy menoleh ke arah Arthur. "Hehe iya, sorry gua laper!" Jawab Roy malu dan seadanya.

"Nih," Zakri memberi sebungkus roti coklat kesukaan Roy dan botol air mineral di depan wajah Roy.

Roy mengerjap mata binggung. "Hah?"
Zakri menghela napas pelan. "Maksudnya, nih buat lo!" Ucap Zakri memperjelas.

Roy cengengesan. "Oh iya hehe, sorry lagi lemot otak gua nih." Ucap Roy langsung menerima makanan yang dari Zakri.

"Gue sengaja beli ini tadi, karna gue tau lo gak ada makan!" Ucap Zakri.

Roy berhenti mengunyah roti nya lalu menatap manik Zakri. "Hm, makasih banyak!" Ucap Roy.

"Wihh kek cenayang aja lo, Zak!" Ucap Dipta kagum.

Zakri tersenyum tipis. "Gue bukan cenayang, tapi gue peka." Ucap Zakri bangga pada diri nya karna dirinya peka.

Dipta hanya memutar mata malas. "Ya in deh biar seneng!"

****

Siang sudah berganti dengan malam. Malam yang sangat begitu dingin dan mencekam.

Sekarang Roy sudah bersiap akan keluar diam-diam lagi dari rumahnya dan sebelum keluar ia sudah memakan pil obatnya. Ia ingin bertemu dengan teman-temannya dan anak-anak panti maupun anak jalanan.

Roy meneguk saliva nya saat melihat seluruh anggota keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga dari lantai atas. Mereka sedang menonton film di satu sofa yang yang sangat besar dan empuk, dan hati Roy berdenyut sakit saat melihat Ayahnya dan Davin memeluk Rey dengan hangat. Keluarga yang sangat bahagia, pikir Roy.

Roy memejam matanya erat, Lagi-lagi perasaan iri datang mengghingapi hati kecil Roy. Ia tak mau egois pada hatinya, ya dia iri. Kalau di pikir-pikir, Roy tak pernah ikut bergabung ke dalam lingkaran keluarga bahagia itu untuk menonton film bersama.

"Sumpah, gua iri sama lu, Rey." Gumam Roy dengan yang berkaca-kaca.

Rey tampak bahagia sekali di sana, ia tertawa lepas kala Delon menggelitik perut Rey. "HAHAHAHAHA AMPUN KAK!!" Rey tertawa lepas tanpa mengetahui ada hati seorang remaja yang menjerit kesakitan.

DOENTE [END]✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora