Bab 33

642 35 0
                                    

Tepat dua bulan masa pacaran Bian dan Zihan berlalu. Maka tepat pula masa dimana hubungan Rian dan nila kembali lebih dekat. Semua terjadi karena pada masa-masa pdkt Bian dan Zihan, banyak oknum-oknum yang terlibat. Hingga tak sadar mereka bahkan telah membentuk sebuah grup yang berisikan 8 orang. 4 dari IPA 1 dan 4 dari IPS 1. Grup yang membuat warga sekolah selalu merasa iri melihat kekompakan dan keasikan mereka.

Dan hal tersebut juga lah yang membuat Rian dan nila bagaikan mantan yang sedang CLBK. Bahkan membuat hidup keduanya semakin berbunga-bunga, sampai tak sadar keduanya telah menyakiti Dino untuk kesekian kalinya.

" Gue bingung deh, kelas 12 tuh kenapa pada ribet banget sih buat nentuin lokasi malam perpisahan. Padahal banyak tempat di Jakarta ini. Yang uwu, romantis, dan murah meriah muntah. Kenapa mereka malah cekcok satu sama lain?"

Dian terkekeh geli mendengar Karin yang selalu suka mendumel.
" Lebih ribet elo sih, ngapain Lo ikut mikir? Lo tuh baiknya diem aja. Kan gak ribet."

Karin menarik telinga Dian,
" Lo gak usah bacot kecoa busuk!"

" Anjink! Ini kuping gue sakit kelinci percobaan. Lepas gak!"

Bimo mendengus keras saat badannya ikut terdorong-dorong kesamping.
" Gak usah geser-geser dong. Pelan-pelan aja kalau lagi bikin anak."

Teh botol kosong terlempar tepat mengenai kepala Bimo.
" Mulutnya mau dijahit?"

Rian tertawa geli melihat nila yang tampak seram-seram menggemaskan.

Bian mengehela nafas kasar, membuat tujuh orang disekitarnya fokus memperhatikannya.
" Kan aku udah bilang tadi yang, mending kita berduaan aja dikelas. Ngapain sih ngumpul bareng curut-curut ini."

Bimo,Dian,dan Rian langsung refleks mengumpat. Sedangkan Karin,nila,dan Nisa kompak bertingkah muntah-muntah tak jelas.

Zihan tertawa geli,
" Kan udah lama gak kumpul-kumpul lengkap gini sayang..."

Bian menyender pasrah. Dia tak bisa pergi jika Zihan memang tak mau pergi.

Nisa tersenyum lebar saat ide jahil tiba-tiba terlintas di otaknya.
" Udah balik sana kalau Lo gak mau gabung sama curut-curut. Ngapain masih disini? Segitu bucinnya Lo?"

Bian mendelik,
" Diem Nis. Gue saranin Lo jauh-jauh deh dari Karin, omongan Lo udah mulai gak faedah kaya Karin. Itu tuh Gak baik buat kehidupan Lo kedepannya."

Karin melotot tajam,
" Sepupu bangsat!"

" Tuh kan, tuh kan. Apa gue bilang, mending jauh-jauh aja, nila juga jauh-jauh deh dari Karin, nanti Lo ketularan."

Nila melirik sekilas,
" Gue gak selemah itu buat terpengaruh."

Dian langsung berseru keras,
" Wahhhh, pantes bang Dino setahun usaha gak bisa juga dapetin hati nila yah ri?"

Rian yang sedang mengunyah langsung tersedak, matanya membulat menatap Dian tajam.

Nisa tersenyum senang, ide kreatif nya memang selalu berhasil. Dia mulai ikut memanaskan suasana.
" Padahal kak Dino tuh pacar paling sweet yang pernah gue lihat. Kak Dino baik, pinter, cinta banget sama nila, mau dibabuin, banyak lah."

Karin mulai memahami situasi, dia tersenyum licik ikut menarik gas,
" Iyah, gue aja yang jarang lihat kak dino tau banget kalau kak Dino tuh orang yang baik banget. Pantes yah gue tuh penasaran selama ini kenapa nila biasa aja sama kak Dino. Ternyata eh ternyata hatinya tak bisa dipengaruhi."

Zihan tertawa kecil,
" Karin tau dari mana nila biasa aja ke kak Dino?"

Karin kian tersenyum lebar,
" Wo yah jelas tau Han, kelihatan banget. Kan kalau kamu sama sepupu bangsat itu kelihatan unyu-unyu gitu, kamu tuh suka tersipu-sipu gitu, suka couple-an, banyak lah. Nah nila, nila tuh kaya lurus aja, lempeng gitu. Yah gak Bim?"

Bimo yang ditarik-tarik akhirnya ikut menarik gas,
" Dan satu lagi yang Lo pada gak tau, nila bales chat kak Dino tuh suka di lama-lamain."

Nila mendesis sinis,
" Ada yang bener-bener mau dijahit mulutnya."

" Loh tapi balas chat nya Rian cepet loh." Sambung Dian heboh tak memperdulikan nila.

" Rian bahkan tuh suka senyum-senyum girang bahkan lompat-lompat girang, Rian tuh suka ngomong gini kalau chat nya dibalas-"

" Ahhh indahnya dunia..." sambung Bian cepat.

Bian dan yang lainnya langsung tertawa kencang. Sementara nila dan rian saling terdiam bisu. Rian bahkan tak bisa berkata-kata karena sangat malu. Dan kesaltingan keduanya bertambah saat Rian dan nila yang duduk depan- depanan tak sengaja saling berpandangan. Dengan pipi yang sama-sama memerah, dan jantung yang sama-sama berdetak kencang.

" EKHEM!" Bian berdehem kencang. Membuat momen manis itu hancur seketika.

" Udah kali tatap-tatapannya." Karin meringis geli.

" Gue nyium bau-bau CLBK beneran nih."

Rian mengumpat kasar,
" Lo semua emang taunya ngerusak suasana aja."

" AWWWW, ada yang semakin terang-terangan nih." Goda Nisa.

" Eh ri, jangan gitu ah. Nila kan pacarnya orang."

Rian melempar asal sendok makan ke arah Dian.

" Eh eh tapi yah gak apa dong, mana tau masih ada kesempatan. Kalau kata orang-orang tuh "sebelum jalur kuning melengkung, maka teruslah berusaha"

Zihan terkekeh geli,
" Tapi kan gak jadi pelakor juga nis."

" Woy ah Rian kan cowok, pelakor tuh cewek."

Dian mengumpat keras mendengar penuturan Karin.
" Gue sadar sekarang, emang Karin tuh ngomong gak pernah jelas."

Nila mendesah lelah,
" Bahasanya jadi kemana-mana."

Nisa tersenyum geli,
" Jadi Lo suka bahasan tadi? Hmmm ada yang baperrr..."

Nila mengalihkan pandangannya, dia mengigit bibirnya gugup. Bisa-bisanya dia terus terang seperti itu.

Rian tersenyum semakin lebar melihat nila tampak malu-malu, hatinya menghangat begitu saja.

Semua orang dimeja saling diam memberi waktu Rian dan nila yang tampak asik satu sama lain. Nila yang menunduk malu, dan rian yang tersenyum lebar. Keduanya sedang sama-sama meletup hebat.

Sampai akhirnya keheningan yang mendebarkan itu hilang digantikan suasana yang dingin mencekam.

" Jadi ada yang mau balikan nih?"

Nila dan yang lain refleks menoleh melihat orang yang menyelutuk tiba-tiba. Semuanya langsung kompak diam membisu tak tau harus berbuat apa.


" Kak Dino?"




______________________________________

Dan ijinkan aku memeluk dirimu Skali ini sajaaaaaaaaaaa......

Pada tau lirik lagu itu?
Yupz, lirik itu akan ada di chapter berikutnya. So, selamat menunggu:-)










' MANTAN JADI SUAMI 'Donde viven las historias. Descúbrelo ahora