Bab 38

644 30 0
                                    

Rian termangu mengaduk minumannya. Kalimat yang diucapkan nila di mobil tadi masih terus terngiang-ngiang di otaknya.

" Aku sayang kamu, jadi please jangan berubah"

Rian menghembuskan nafasnya, setelah kalimat itu meluncur dari bibir gadis itu, Rian diam membisu tak menjawab apapun. Membuat gadis itu sebal dan kini menjauhinya.
Nila duduk tepat disebelah Dian dan sibuk berceloteh heboh dengan Nisa.
Sementara disampingnya, ada Bian dan Zihan yang dengan sombongnya terus bergandengan tangan dan sibuk tertawa berdua.

" Ini gue kenapa miris banget?"

Karena sudah tak tahan diam terus-menerus, Rian berdehem keras untuk mengalihkan perhatian teman-temannya.

" EKHEM,"

Bian mendelik,
" Apa sih anjir?"

" Sayang mulutnya!"

Bian meringis. Matanya tetap melotot sebal memandang orang disampingnya.

" Apa?"

" Anjing! Lo yang ngapain?"

Rian mengangkat bahunya acuh,
" Gue cuma seret,"

Dian mengumpat,
" Gak usah alasan bangsat. Mau apa sih? Apa? Mau nambah makan? Atau minum?"

Karin melirik Rian lalu melirik nila. Otak gadis itu berputar cepat dan seketika dia tersenyum lebar.

" Nil!"

Nila yang pura-pura acuh mendongak menatap Karin.

" Itu si Rian manggil lo,"

Rian mengumpat,
" Apa sih kucing garong, gak usah bacot!"

Nisa tersenyum menggoda,
" Udah lah gak usah malu-malu."

Rian menatap tajam ketiga gadis yang sudah tersenyum geli,
" Cewek-cewek di sini pada gak ada yang waras yah."

Bian mengumpat,
" Anjing! Cewek gue waras yah!"

Zihan tersenyum merona. Sedangkan nila dan Karin mendecih sinis.

" Disini tuh yang gak waras cuma Karin. Jangan ditambah-tambahin."

Karin langsung menarik kencang rambut pemuda disampingnya.

" AKHHH, SAKIT RIN. AMPUN!!!!"

Bimo dan Nisa tertawa kencang.

" Emang gila!"

Bian mendelik,
" Napa sih Lo? Pms?"

Rian mendengus,
" Gue cabut aja lah,"

" Astaga baperan banget sih." Celutuk Nisa.

" Iyah, duh nil tanggepin dulu itu, pake segala ngambek lagi, cih."

Rian menatap Karin dan Nisa. Matanya membulat tajam, tapi sayangnya kedua gadis itu malah tersenyum senang.

" Yaudah kita balik dulu yah guys."

Nila bangkit meraih ranselnya, tangannya melambai riang dengan senyum lebar.

" Bay guys."

Rian bangkit menyusul gadis itu, dia melirik sekilas lalu pergi tanpa basa-basi sedikitpun.

" RIAN ANJING! SALAM BAPAK DULU SINI!"

Rian melongos tak peduli. Tepat disamping nila, tangannya langsung meraih tangan gadis itu. Membuat nila tersentak lalu secara naluri mengikuti langkah pemuda itu.

" Anjir, udah pegang-pegang aja si Dugong!"

Bian mendengus,
" Rian tuh kelihatannya aja kalem. Padahal aslinya liar."

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang