Bab 45

1K 38 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan Zihan. Mereka semua sudah berkumpul di aula tempat acara wisuda dilaksanakan.

Saat duduk, tiba-tiba saja Dian mengabari Karin bahwa dia dan Bimo sudah sampai di parkiran. Dan dengan sangat terpaksa, nila harus bangkit menemani Nisa menyambut dua pemuda itu.

Dia berjalan ogah-ogahan. Sementara Nisa disampingnya tertawa senang.

" Biasa aja kali neng mukanya, males banget Lo nyambut temen sendiri."

" Yah kan mereka bisa jalan sendiri. Dian sama Bimo memang alay banget."

Nisa tertawa riang,
" Yah kali Dian jodoh sama Lo."

Nila mendecih,
" Ih Nisa! Jangan ngomong sembarangan! Gue tuh udah gak mau berhubungan sama orang disekeliling gue lagi. Nyakitin semuanya!"

Nisa tersenyum kecil,
" Lo tau gak Nil? Gue selalu kagum sama hubungan Lo dan Rian. Kalian tuh qiute banget tau."

" Kalian tuh kaya pasangan yang udah menyatu hatinya. Gak terpisah sama badai apapun. Kalian saling menjaga perasaan kalian satu sama lain."

" Lo mungkin gak sadar nil, tapi saat kalian jauh-jauhan, bukan cuma Lo yang sedih. Bukan cuma Lo yang tersakiti Nil. Gue berkali-kali liat Rian juga begitu, bahkan dia kelihatan lebih rapuh. "

" Lo tau? Rian tuh orang yang paling setia yang pernah gue kenal. Orang yang kalau udah cinta bakal tulus banget. Mungkin dulu Lo ngerasa tersakiti karena Rian mutusin Lo karena Lena. Tapi Lo sadar gak sih? Kalau dia lakuin itu buat yang terbaik. Dia gak kaya laki-laki lain yang gak bisa tegas sama perasaan nya. Dia ngelepasin lo karena ngerasa dia gak bisa bahagiain Lo."

Nila menunduk, terpikir semua hal yang telah terjadi. Sebenarnya siapa yang lebih tersakiti dalam hubungan ini?

" Apapun yang terjadi sekarang dan nanti. Gue selalu berdoa kalian bakal tetap kembali satu sama lain. Kaya nabi Adam dan hawa. Mereka dipisahkan, tapi akhirnya tetap menyatu. Gitu juga dengan kalian, apapun kesalahan nya, ambil hikmahnya Nil. Gue yakin Rian yang terbaik buat Lo."

Nila memeluk Nisa erat. Air mata gadis itu meluruh. Perasaan nya seperti tertarik keluar, membuat hatinya yang tadi berat kini meringan.

" Udah ah, jangan nangis lagi yah. Dian sama Bimo udah nungguin itu. Lo tau sendiri mereka lebih ribut dari pada emak-emak komplek."

Nila terkekeh,
" Hmm gosip nya melebar kemana-mana udah tuh."

" Hahaha, ada-ada aja Lo. Mungkin mereka lagi bahas harga cabai yang naik?"

Nila semakin tertawa kencang,
" Makasih nis."

Nisa tersenyum lebar.

" Ayok."

Kedua gadis itu berjalan menuju parkiran ujung. Saat melihat Dian Nisa langsung berseru riang.

" DIAN!!!"

Ketiga pemuda yang berdiri membelakangi gedung langsung berputar.

Membuat nila dan nisa tersentak.

" Rian?"

Nila menggeleng,
" Sialan!"

" Gue masuk deh nis,"

Nisa menahan tangan nila.
" Tadi baru aja dibilangin, gak kangen apa Lo?"

Nila menggeleng,
" Gue, gue balik aja deh."

Nisa tak memperdulikan nila. Dia langsung menarik tangan sahabat nya.

" Nis, please lepasin gue. Gue belum siap nis."

' MANTAN JADI SUAMI 'Onde histórias criam vida. Descubra agora