Bab 15

886 42 0
                                    

Nila membanting handphone nya kesal. Hari ini dia sudah 20 kali menelpon Rian, tapi pemuda itu tak kunjung mengangkat nya.

" Kemana sih? Sibuk banget Seharian..." Kesal nila.

Ping.

Mendengar bunyi notif, nila tersenyum senang. Saat ingin meraih handphone nya, tiba-tiba terlintas ide jahil di otaknya.

" Gak usah read dulu nil... Biarin dia yang nyari Lo gantian..." Senang nila.

Ping.

Bunyi notif datang lagi. Membuat nila gemas ingin membacanya. Akhirnya dia membuang semua rencananya. Mengambil posisi duduk senyaman mungkin.

" Pasti mau ajak vc..." Ucap nila.

Ping.

Bunyi notif masuk tiada henti.

" Ihhhh bising banget sih... Sabar dong ..." Nila mencak-mencak pada handphone nya.

Setelah memastikan penampilan nya, nila lalu meraih handphone yang ada di meja belajarnya. Dia membuka handphone dengan semangat.

Sayang🖤: Ada yang mau aku bilang. Ini serius...

Sayang🖤: kamu bisa angkat panggilan aku?

Sayang🖤: Kemana sih?

Sayang🖤: Cepet angkat telpon aku!!!

Nila terkekeh geli membaca rentetan pesan rian. Dia pasti sudah mencak-mencak menunggu nya...

" Rasain... Suruh siapa gak ada ngabarin seharian..." Gerutu nila.

Ping.

Sayang🖤: Udah di read kenapa gak dibalas?

" Astagaaa, ahahaha.... Gemesin banget sihhhhh..."

Tak lama panggilan telpon masuk. Membuat nila tertawa riang.
Dia langsung mengangkat panggilan dari Rian.

" Halo..." Sapa Rian.

" Hmmm..." Balas nila.

" Aku mau bicara serius..." Tegas Rian.

Nila mendengus sebal.

" Kamu kemana aja gak ada angkat panggilan aku????" Sinis nila.

Rian menghembuskan nafasnya.

" Aku mau bicara serius."

" Bicara apa sih?" Nila sudah benar-benar kesal saat ini.

" Aku cuma akan biacara sekali. Jadi kamu dengerin baik-baik..." Tegas Rian.

Nila diam. Tiba-tiba merasakan firasat buruk. Dan setelah Rian membuka bibirnya lagi, jantung nya berdetak lemah seketika. Handphone nya jatuh terbanting.

" Halo? Kamu dengar aku???" Teriak Rian.

Nila membisu. Air matanya menetes tanpa bisa dia cegah. Tubuhnya melemas.

" Nila!!!!" Teriak Rian lagi.

Nila tersentak, mengambil handphone nya cepat, lalu mematikan sambungan telpon.

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa tidak percaya dengan kata-kata pemuda itu barusan. Kata-kata yang sangat menyakiti hatinya.

Panggilan telpon datang kembali. Nila dengan cepat menonaktifkan handphone nya.

" Dek!!!! " Panggil Nino.

Nila terisak kencang. Dia menidurkan kepalanya di atas meja belajarnya.

" Astaga dek... Kenapa oyyy??? Buka pintunya!!!" Teriak Nino.

Nila tetap diam. Dia terus menangis mengeluarkan segala rasa sesak yang menekannya.

" Dek!!! Buka pintunya!!! Kalau enggak Abang dobrak yah!!!" Nino semakin panik saat nila semakin terisak kencang. Nila tak biasa seperti ini. Gadis itu paling jarang menangis.

Saat ingin maju mendobrak pintu, nila lebih dulu membuka pintu dan menubruk Nino. Memeluk abangnya erat.

Nino yang mendapat pelukan dadakan hampir saja terjungkal ke belakang. Ingin memaki adiknya itu, tapi dia merasakan air mata yang menetes di dadanya. Membuat dia mengurungkan niatnya itu.

" Dek,,, kenapa?" Tanya Nino.

Nila menggeleng. Terus menangis dan semakin megeratkan pelukannya.

Nino akhirnya memilih diam saja. Mengelus rambut adiknya sayang.

" Ayo masuk... Kita duduk dulu.."

Nila mengalungkan tangannya ke leher Nino. Mengaitkan kedua kakinya.

Nino langsung menggendong adiknya. Membawa adiknya masuk ke dalam kamar lalu mendudukkan nila di atas tempat tidur.

" Kenapa dek? Siapa yang nyakitin kamu? Bilang sama Abang..."

Nila tetap menggeleng.

Nino mengacak rambutnya gusar. Dia sangat panik dan khawatir.

" Kamu putus sama Rian?" Tebak Nino.

Nila terdiam. Dia mendongakkan wajahnya memandang abangnya sendu.

Mendapat tatapan seperti itu, Nino merasa bahwa pertanyaan nya benar.

" Abang tau dari mana?" Cicit nila.

Nino menghela nafasnya. Mengacak rambut adiknya sayang.

" Udah yah... Gak usah dipikirin lagi... Masih banyak yang ganteng diluar sana..." Ucap Nino.

Nila menggeleng.

" Abang bisa keluar? Nila mau tidur..." Lirih nila.

Nino memandangi adiknya lama. Merasa sedih melihat adiknya nya yang selalu ceria dan judes tiba-tiba menangis sedih.

" Yaudah Abang keluar dulu... Kalau ada apa-apa ada Abang... Oke?"

Nila mengangguk.

Setelah Nino keluar, nila membaringkan tubuhnya lemas. Rasa sakitnya tak kunjung hilang. Rasanya dia ingin teriak sekencang-kencangnya...
Kata-kata yang Rian ucapkan terus berputar di otaknya.

" Aku mau kita putus!"


" AKHHHHHHHHH, RIAN SIALAN NN... SIAL, SIAL, SIAL, KURANG AJARRRR... " nila teriak sekencang-kencangnya. Kenapa Rian tega memutuskan nya... Apa salahnya?

"Aku gak akan pernah maafin kamu..."

Nila menutup matanya. Meraih bantal, lalu mulai tertidur.















PUTUS????????????

AKU HARAP KALIAN GAK MAKI-MAKI AKU SETELAH BACA INI....

WKWKWKWKKW...

YAUDAH LAH YAH, MAU GIMANA LAGI... AKU EMANG MAU NULIS GITU...

JADI BUAT KALIAN YANG PENASARAN KELANJUTAN NYA APA?

BACA TERUS YAH.....

SEEEEEEEE YOUUUUUUUUUUUUU



' MANTAN JADI SUAMI 'Where stories live. Discover now