Ini adalah kisah lalu antara aku dan dia yang masih selalu menarik untuk diceritakan.
Tantangan 28 hari, 28 tulisan.
Berisi cerita mini, puisi, sajak, atau apa pun dengan tema random setiap harinya.
Tema: buat tulisan dari history of this day dengan tanggal ultah
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Perpustakaan pagi ini belum terlalu ramai. Waktu yang tepat untuk berlama-lama tenggelam dalam lautan buku. Untung saja Arkan hari ini mau menemaniku, meskipun ia sebenarnya tak terlalu suka berada di perpustakaan. Tak heran jika ia mudah bosan, setelah mendapatkan buku referensi yang dicarinya.
"Serius amat, sih." Arkan menarik buku yang sedang kubaca dari tanganku.
"Bro, balikin."
Dia membaca sekilas halaman terbuka tepat di halaman yang tadi kubaca. Alisnya berkerut.
"Martin Luther King Jr. itu anaknya Martin Luther yang penggagas renaissance?" tanyanya.
Aku tertawa pelan sambil meninju lengannya.
"Ngaco, beda zaman mereka tu. Martin Luther King Jr ini mah lahir di abad ke-20. Dia memperjuangkan kesamaan hak-hak sipil Afrika Amerika. Ya, lo tahu kan kalau dulu di Amerika masih kental banget rasisnya," jelasku.
"Oh, salah dong gue. Habis nama depannya sama gitu," katanya dengan santai.
"Iya. Berkat perjuangannya mengorganisir protes damai persamaan hak sipil, juga keaktifannya memperjuangkan perdamaian Martin Luther King Jr mendapat Nobel perdamaian. Sayangnya karena perjuangannya itu pula ia ditembak hingga wafat pada usia 39 tahun.