Pandemi

21 4 0
                                    

Tema: fabel tentang deepest anxiety

Tema: fabel tentang deepest anxiety

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa tidak ada cara lain, Pak?"

"Mau bagaimana lagi, hanya cara ini yang bisa kita tempuh untuk menjaga kelestarian satwa langka di masa pandemi begini," ujar sang bos kebun binatang.

Aku mengintip dari balik sabana dua orang yang sedang bicara serius itu. Mereka mungkin tak menyadari bahwa ada sepasang telinga yang menangkap isi pembicaraan mereka. Di mata mereka memang tidak ada orang lain, mereka lupa bahwa aku dan ratusan rusa di sini bisa juga mendengar.

Aku tidak mengerti sepenuhnya apa yang sedang terjadi pada dunia manusia, mereka berkali-kali bicara tentang virus dan pandemi. Yang aku sadari, sudah berbulan-bulan kebun binatang ini sepi pengunjung. Padahal biasanya setiap akhir pekan selalu saja ramai, hingga kami para rusa selalu mendapat tambahan makanan dari pengunjung.

Namun, ucapan mereka juga membuatku cemas berlebihan setiap ada manusia yang mulai mendekati kawanan kami.

"Kalian harus hati-hati, kudengar kita akan dijadikan bahan makanan untuk harimau dan singa di sini," ucapku kepada teman-teman yang sedang asyik merumput.

"Ada-ada saja pikiranmu! Makanan mereka sudah ada jatahnya."

"Kau terlalu banyak mengkhayal. Aku sering melihat pawang harimau mengambil daging dari gudang."

Tak ada satu pun yang percaya kepadaku. Bahkan mereka mulai menjauhiku.

Suatu hari aku melihat pawang yang biasa memeriksa kesehatan kami berkeliling. Kepanikan mulai menderaku. Bulu-bulu halus di tubuhku meremang. Aku berlari, mencari perlindungan dari balik semak-semak.

Keesokan harinya, kulihat mereka membawa salah satu temanku. Lagi-lagi aku lari bersembunyi.

Setelah memastikan tidak ada lagi manusia di kandang besar ini, aku menghampiri tetua kami dan menanyakan perihal temanku yang tadi dibawa.

"Apa Tetua tidak merasa aneh? Mereka membawa Tom, besok entah siapa lagi yang mereka bawa untuk jadi santapan harimau!"

"Apa yang aneh, anak muda? Tom dibawa karena sakit. Mereka akan memasukkannya ke tempat karantina," jelasnya dengan bijak.

"Bagaimana kalau dia tidak kembali? Atau bagaimana jika manusia itu mengambil salah satu dari kita lagi?" tanyaku sedikit mengotot.

"Kau tidak perlu khawatir berlebihan begitu. Kecemasanmu sama sekali tidak beralasan," pungkas sang tetua seraya beranjak pergi.

"Tapi, Tetua, aku mendengar sendiri ...."

Ucapanku hanya menggantung, tak ada yang mau mendengarku.

Tiga hari berselang, manusia-manusia itu kembali memeriksa kondisi kesehatan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berselang, manusia-manusia itu kembali memeriksa kondisi kesehatan kami. Sayang kali ini aku tak bisa kabur, karena sedang tidur saat mereka tiba.

Bulu-buluku kembali meremang. Aku gelisah dan mulai memberontak. Namun, tiga detik kemudian aku tak berdaya. Sebuah suntikan membiusku. Aku hanya bisa pasrah saat mereka menggotong tubuhku.

 Aku hanya bisa pasrah saat mereka menggotong tubuhku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


250720

Tema kali ini sesuatu banget daah. Eksekusi fabelnya kenapa jadi dark begini 😣

About YesterdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang