Bagian 21 | Benarkah?

76 66 10
                                    

Tara yang melihat aksi Angga tersebut segera menahan tangan kanan Angga, bisa repot juga kalau Reza ngamuk gara-gara Tara memberitahu Angga tentang masalah ini.

"Nggak usah Ngga, lagian ini cucian kemarin juga masih kotor, biar gue bersihin aja. Daripada nanti kalian bertengkar, kan gue yang jadi nggak enak" cegah Tara.

Angga memperhatikan tangannya yang tengah ditahan oleh Tara, Tara yang menyadari tatapan Angga tersebut segera melepaskan genggaman tangannya.

"Eh maaf nggak sengaja" ucap Tara dengan perasaan canggung.

"Iya nggak papa, gue juga seneng kok" balas Angga dengan seulas senyuman yang sulit Tara artikan.

"Maksudnya?" tanya Tara.

"Ah... itu maksudnya lo butuh bantuan? Nggak mungkin juga kan lo bisa nyelesaiin ini sendirian?" tawar Angga sembari mengusap-usap rambut belakangnya.

"Ehh... nggak perlu Ngga, ini kan rumah lo, disini gue juga cuman kerja. Nggak enak lah masa dibantu sama majikan sendiri" tolak Tara.

"Udah santai aja Ra, kayak sama siapa aja. Anggap aja sekarang ini gue pa-" Angga segera menutup mulutnya sendiri.

"Anggap apa?" tanya Tara penasaran.

"Anggap aja sekarang ini gue partner kerja lo, gitu maksud gue" balas Angga dengan wajah yang berlahan memerah.

Daripada harus terus berdebat dengan Angga, akhirnya Tara mengizinkan Angga untuk membantunya mencuci mobil.

"Lo tau nggak kenapa Reza nyuruh lo nyuciin mobilnya lagi? Aneh banget tau... padahal baru kemarin dia cuci mobil" tanya Angga penasaran.

"Nggak tau juga, perasaan gue juga nggak bikin Reza kesel. Emang Reza tuh sulit ditebak tingkahnya" balas Tara.

Selesai mencuci mobil Tara merenggangkan sendi-sendi tubuhnya yang terasa pegal "Makasih banyak ya Ngga, lo udah repot-repot bantuin gue" ucap Tara tulus.

"Eittsss... nggak gratis Ra, bantuan gue tadi harus ada balasannya" canda Angga.

Tara menaikkan sebelah alisnya "Minta balasan? Itu artinya lo nggak ikhlas dong bantuin gue? Tadi lo bilang..."

"Gue ikhlas Tara, ikhlas banget malah, bukan minta balasan juga sih. Lebih tepatnya minta tolong ke elo" ralat Angga sebelum Tara salah paham tentang candaannya tersebut.

"Oalahhh... minta tolong, selagi gue mampu dan bisa, gue pasti nolongin lo kok, emang lo mau minta tolong apa?"

"Gini Ra, besok itu ada acara ulang tahun temen deket gue, nah semua yang datang kesana itu pada bawa pasangan. Lo mau nggak jadi pasangan gue buat dateng? Ya... lo tau lah gue juga harus nunjukin kalau gue udah punya pasangan juga"

"Emang... lo nggak ada temen cewek lain? Yang bisa lo ajak kesana?"

"Gue emang jarang deket sama cewek, tapi jujur cewek yang ngajak gue kesana itu banyak, dan gue dah bilang ke mereka kalau gue udah punya lo"

"Bisa aja sih Ngga kalau cuman masalah kayak gitu, cuman kalau harus ke acara yang mewah gue nggak ada pakaian yang layak buat dipakai besok itu"

"Masalah itu serahin aja sama gue Ra, jadi lo bisa kan temenin gue besok?" tanya Angga dengan mata berbinar-binar.

"Bisa, gue temenin besok ke acara temen lo itu"

"Nah gitu dong"

Ya ampun... status gue sekarang itu punya pacar. Ya Allah gimana coba gue bilang ke Alex nanti? Gimana sih kok gue setuju-setuju aja sama permintaannya Angga? Kan gue belum izin Alex, Alex juga pasti nggak bakalan ngizinin terlebih dia nggak suka banget sama Angga batin Tara dengan perasaan tidak enak.

[✓] Love HurdleWhere stories live. Discover now