{ END II } Ratu Kiamat Bereinkarnasi

Bab 380: Serbuk Racun

Chen Che terkejut tetapi hanya bisa menelan semuanya. Jika dia tahu, dia tidak akan melakukan tindakan ini.

Chen Che tersenyum pahit saat dia memimpin jalan.

Orang-orang yang terjebak di ruangan itu saling memandang saat pintunya ditutup sekali lagi, seperti tidak ada orang barusan.

"Apakah kalian pikir mereka benar-benar bisa menyelamatkan kita?" seseorang di antara kerumunan itu bertanya dengan ragu.

Setelah beberapa saat hening, seseorang angkat bicara, "Saya tidak tahu, tapi kita pasti akan mati tanpa mereka. Dengan mereka, setidaknya kita punya kesempatan untuk hidup."

Memang, mereka hanya bisa mengandalkan keempat orang itu sekarang.

"Ay, saya harap mereka menemukan penawar dari Wang Jiang dan Dr. Lin. Dengan itu, kita akan diselamatkan," seseorang berbicara penuh harap.

"Aku ingin tahu apa yang terjadi dengan orang-orang yang dibawa pergi itu," kata orang lain tiba-tiba.

Keheningan total sekali lagi, tidak ada yang memperhatikan bayangan yang melintas di dekat pintu.

Yun Huan dan yang lainnya menyelinap ke kamar Wang Jiang. Mungkin dia terlalu percaya diri dengan obat Dr. Lins, tetapi Wang Jiang tidak memiliki penjaga di depan pintunya dan juga tidak ada tindakan pengamanan di rumah.

Suasana hati Wang Jiang benar-benar baik malam ini. Segera, Kota Bulan Merahnya akan menguasai semua orang dan semua pangkalan harus tunduk di hadapannya.

Wang Jiang sama sekali tidak curiga ketika Wang Kangting tidak kembali. Wang Kangting jarang pulang, dan dia tahu alasannya juga, jadi dia tidak cemas.

Wang Jiang tidur sangat nyenyak, tidak menyadari beberapa bayangan mendekatinya. Saat dia akhirnya sadar, ada pisau api di lehernya.

Menghadapi sensasi panas, dia tidak berani bergerak sama sekali, malah menuntut, "Kalian ini siapa?"

Wang Jiang menanyakan pertanyaan ini kepada mereka tetapi dia tidak takut. Dia mengepalkan tangan kirinya dengan erat dan menunggu waktu yang tepat.

"Walikota Wang, Anda memiliki ingatan yang bagus, bagaimana Anda bisa melupakan kami?"

Chen Che menyalakan lampu dan Wang Jiang segera mengenali empat orang di hadapannya; Mereka adalah Kaisar Muda Yun Huan, Lin Bai, Tuan Che, dan Tuan Muda Qin Hanyu. Tiga dari empat ibu kota kerajaan berkumpul di sini dengan tiba-tiba.

Wang Jiang menyipitkan matanya dan bertanya dengan tenang, "Ini kalian. Bagaimana caramu melarikan diri?"

Lin Bai mengambil alih pisaunya dan terus mengarahkannya ke leher Wang Jiang.

Wajah Yun Huan tegas dan mata bunga persiknya sedingin es saat dia berkata, "Kamu tidak perlu tahu. Serahkan penawar obatnya dan beritahu kami apa rencana Dr. Lins dan di mana dia berada."

Yun Huan tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Wang Jiang. Dia tidak punya waktu luang dan ingin masalah ini diselesaikan dengan cepat. Dia ingin pergi dan mencari teman kecilnya secepat mungkin.

Sebelumnya, dia ingin menemukan Qin Yi setelah mendapatkan inti binatang buas peringkat sembilan. Bahkan jika Qin Yi aman dan sehat sekarang, Yun Huan masih khawatir. Dia ingin Qin Yi memiliki inti binatang agar dia lebih stabil.

Tapi dengan masalah ini, dia terjebak di dalamnya dan jelas tidak bisa pergi begitu saja. Juga, dia masih memikirkan tentang inti binatang peringkat sembilan itu.

Wang Jiang tersenyum tetapi ada ketakutan di matanya. "Kalian seharusnya mengatakan begitu. Selama kalian tidak membunuhku, semuanya bisa dibicarakan. Aku akan memberitahu kalian."

Wang Jiang melambaikan tangan kirinya dan melemparkan bubuk di tangannya ke arah Yun Huan dan yang lainnya. Dia mengeluarkan tawa jahat saat dia menjelaskan, "Ini adalah bubuk racun yang baru dikembangkan Dr. Lins. Jika Anda mendapatkan sedikit saja, Anda pasti akan mati."

Wang Jiang tertawa gembira saat dia duduk di sana, menunggu Yun Huan dan yang lainnya berdarah dimana-mana. Namun, setelah beberapa waktu, tidak ada yang terjadi sama sekali.

Batas tak terlihat memblokir mereka, jadi bubuk racun tidak menyentuhnya sama sekali.

Chen Che menepuk bahu Yun Huan setelah musibah itu.

"Ah-Huan, syukurlah kau ada di sekitar. Jika tidak, kita semua akan mati."