Letter of Destiny [FINISH]

Prologue

Kisah ini bukan tentang Ali bin Abi Thalib yang mencintai diam-diam Fatimah Az-Zahra, bukan juga kisah tentang Salman Al-Farisi yang cintanya bertepuk sebelah tangan, dan bukan pula kisah tentang Tsabit bin Ibrahim yang disuruh menikahi seorang wanita yang tuli, bisu, buta, dan lumpuh hanya karena ia memakan sebuah apel yang ia dapati hanyut di sungai.

Sebab, ini hanyalah kisah yang berisikan tentang perjalanan dan perjuangan seorang pemuda biasa untuk mendapatkan dambaan hatinya dan berusaha untuk membatalkan perjodohannya dengan seorang wanita yang telah dipilihkan oleh papanya yang pemaksa.

Pemuda itu bernama Haidar Zhafran Abrisam. Seorang lelaki yang keras kepala, pemberani, humble, dan juga sedikit humoris. Saat ini, lelaki bertubuh tinggi itu sedang menempuh pendidikannya di salah satu kampus swasta yang ada di salah satu kota Surabaya. Dia juga merupakan mahasiswa semester akhir yang berusaha menyelesaikan skripsinya.

Gue tahu, kalau gue itu jauh dari kata saleh. Tapi, apa salah kalau gue jatuh cinta sama wanita saleha kayak lo?

~Haidar Zhafran Abrisam~

.
.
.
.
.

To be continued.

Haluuu, assalamualaikum, dan selamat malam semuanyaaa 👋.

Yaps, seperti yang kalian baca di atas. Prolog Letter of Destiny kali ini berbeda dengan Prolog sebelumnya. Aku ubah, karena ada sesuatu hal yang nggak harus aku tulis di sini, ya kan? wkwkw. Tapii, ceritanya nggak ada yang beda kok, masih sama seperti sebelum aku unpublish cerita ini.

Aku juga mau minta maaf, atas ketidak nyamanan kalian, karena lagi-lagi aku unpublish cerita ini. Maaf 😭.

Udah! Aku cuman mau bilang itu aja. Ehh ... iya jangan lupa Follow, vote, dan komen ya. Kalian krisar juga nggak masalah, justru aku senang! Terutama di bagian ke-typo-annya. Karena jariku suka kepleset di atas kyboard makanya sering typo 😥.

Udah itu aja! Okeey. Sampai jumpa di bagian selanjutnya 👋.

Wassalamualaikum.

Jazakumullah Khairan

Ay.

Pinrang, 01, April, 2021.