Part 15

1.7K 244 22
                                    


Happy Reading

"Eh, so-sori, Chik. Gue pergi dulu." Mira terlihat panik dan gugup. Bahkan salah tingkah bingung mau ngapain selanjutnya. Yang ada, Mira celingukan mencari sesuatu yang bisa dijadikan alasan menjauh dari Chika. Entah apa alasannya.

Mira lantas menggandeng cewek yang diduga pacarnya berjalan ke sembarang arah. Namun cewek yang bersama Mira, arah pandangannya menengok ke belakang sambil berjalan memandangi Chika yang kebingungan dengan sikap Mira. Senyum terus dipamerkan meski Chika tak memedulikannya.

Chika terpaksa mengulang antrian, ia berdiri di barisan belakang. Saat mengantri itu, Chika dikejutkan colekan di bahunya. Ia menoleh. Cewek yang tadi. Chika tercenung. Mau ngapain?

"Hei, boleh minta nomer hapenya?" pintanya lembut. Tatapannya tajam.

"Untuk?" tanya Chika duluan men-skak mat. Tapi sial cewek itu ngga menyerah.

"Aku bukan pacarnya Mira kok," elaknya.

"Terus?"

"Kita ketemuan di bar yuk? Aku tunggu ya? Sorry, I have to go. Byee cantik..." Cewek itu memberikan secarik kertas dan melambaikan tangan dan berjalan menjauh. Chika menghela nafas. Kesal. Antriannya disalip orang. Ia melirik tulisan di kertas, sebuah nama dan nomer hape.

°°°

"Lama amat, diitungin satu - satunya bobanya? Hahaha..." Vivi meledek, reaksi Chika datar. Ia membagikan bobanya ke Ondel dan Vivi.

"Vi, tadi aku liat Mira sama cewek. Terus pergi gitu aja. Terpesona sama aku apa weh?" Chika menghempaskan tubuh di kursi. Tak bermaksud melucu.

"Terpesona liat kamu ngitungin boba di gelas," lanjut Vivi.

"Terus dia minta nomer hape aku gitu, Vi? Kamu marah ngga?" tanya Chika, ia menyandar manja di bahu Vivi.

"Kalo kamu ngasih bobanya, gue marah lah," Vivi menyedot minumannya.

"Eh, dia juga ngajak ketemuan di bar, Vi. Manggil aku cantik segala. Beneran terpesona dia weeh." Chika merebut gelas boba Vivi dan meminumnya.

"Mo ngasih boba sampe ke bar?" Alis Vivi menaik.

"Vivi temenin aku yuk ke bar. Penasaran weh." Chika makin merangsek ke rangkulan Vivi.

"Mana ada jualan boba di bar?"

Sedari tadi obrolan Vivi dan Chika ngga nyambung. Vivi terlalu lelah untuk serius menanggapi, Chika sekedar curhat ke pacarnya. Tapi tetap mereka teruskan karena bucin. Vivi juga butuh sesuatu yang hangat dan empuk untuk dipeluk. Kayak squishy kukus.

"Ooh, ngga mau nemenin?" Chika mengerucutkan bibirnya.

"Hah? Nenenin? Astaga Chika!" Vivi beringsut, menatap Chika. Menggelengkan kepala.

"Beneran ngga mau?" Chika bertanya lagi.

"Mau, tapi jangan di sini. Malu diliat orang," bisik Vivi.

"Ihh, apaan weh malu?" Chika baru tersadar ucapan Vivi.

"Tadi? Nenenin?" Mata Vivi kelap kelip bahagia.

"Ga ada akhlak lu Badrun!" Chika menoyor kening Vivi dan beranjak pergi. "Ayo..." ledek Chika.

"Asyiiik..." Vivi bangkit hendak menyusul.

"Ihh...maunya. Wleee...." Chika menjulurkan lidahnya.

"Chika mau kemana?!!" Vivi melambai - lambai ditinggal pergi Chika setelah berjarak empat meteran.

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang