Part 18

1.6K 225 22
                                    


Happy Reading

Mira sendirian di kamar Chika. Yang punya kamar sedang di bawah. Ia dipinjami pakaian Chika kecuali pakaian dalam. Beda ukuran soalnya. Mira duduk di tempat tidur membalas chat Dey.

Gue nginep rumah Chika

Boong kan lu!
Katanya mo plg
Giliran lo nyuci

Chika jebak gw
Gw dibius
Tau2 di rumahnya

Setan kibul lu opung
Lo nya aja pengen

Chika manja bet
Baper gw
Mana cantik bgt

Eh buluk
Anak orang tuh
Jan diapa2in

Yg blg anak Pak Yasin sape?
Dia yg cium bibir gw
:((

Ngarep lu

Besok bawain seragam gw

Niat emg nginep ye

Dah lah
Mo ML gw

Woy!

Mobile lejen uler!

Mira tawaf di kamar Chika, mengagumi interior kamar gadis itu. Semua tertata rapi di meja belajar dan meja rias. Tak ada hiasan dinding, foto - foto dipajang di meja belajar. Ada foto Chika dan Vivi yang posenya absurd. Ia tersenyum simpul. Di sisi yang lain ada jendela dan pintu kaca yang menghadap balkon. Tersedia kursi dan meja di sana menghadap kolam renang dan taman di bawahnya. Mira teringat rumah lamanya sebelum dijual untuk membayar hutang - hutang usaha Bapaknya yang bangkrut karena suatu sebab.

"Amirah!" Chika masuk ke dalam kamar, membawa seplastik kresek besar berisi cemilan dan air mineral. Mira menoleh dan membantu membawakan.

"Lo mo dagang?" Memang isi kresek itu bisa mengisi sebuah warung kecil.

"Kita nonton netplik sampai pagi," jawab Chika singkat. Ia hempaskan tubuh di atas tempat tidur. Menyalakan televisi.

"Besok sekolah kan, Chik?"

"Merahin gih biar libur." Chika tertawa knalpot.

"Ngadi - ngadi lagi."

"Ihh, ngapain juga ada Mira di sini aku cuma bobo weh." Chika mendengus, ia menarik tangan Mira. "...sini ihh, Mira nya."

Mira menuruti kemauan tuan rumah. Bersandar di headbed menghadap tv led berlayar besar, cemilan di antara mereka. Sesekali ia mencuri pandang wajah cantik Chika yang entah kenapa malam itu berdandan dan wangi parfum yang Mira suka. Floral dan vanilla.

"Chik, boleh tanya?" Mira mengubah posisinya sedikit menghadap Chika.

"Ga boleh."

"Lha gitu?"

"Boleh sayang? Gitu harusnya. Hehehe..."

"Dih genit."

"Ke Mira aja genitnya kok." Mata Chika kedap kedip kayak lampu sen.

"Aku pengen ngomong."

"Udah Chika iyain." Chika tersenyum lebar. Gummy smile pemikatnya memancarkan indah memesona.

"Emang gue mau ngomong apa dah?"

"Mira boleh sayang Chika? Iya kan weh?" Chika pedenya mencapai level tertinggi.

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang